Suara.com - Ahmad Dhani menyayangkan tindakan anggota Polda Metro Jaya. Gara-gara ditangkap, dia gagal membuat video klip di tengah pada 2 Desember 2016 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
"Niatnya mau salat Jumat. Setelah itu, saya mau bikin video klip, judul lagunya Iman 212. Tapi ya paling penting sebenarnya saya telah gagal bikin video klip di lautan massa 212," kata Dhani ketika baru tiba di Polda Metro Jaya, Rabu (4/1/2016).
Gagal membuat video klip di Monas, sebagai gantinya, dia membuat video klip di Bekasi, Jawa Barat.
"Akhirnya saya bikin video klip di Bekasi, Senin dan Selasa besok. Harusnya video klip di Monas. Jadi saya dirugikan polisi karena ditangkap dan tidak jadi bikin video klip," kata dia.
Musikus yang kini menjadi calon wakil bupati Bekasi tersebut telah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo.
Hari ini, dia datang ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai saksi bagi Ketua Yayasan Pendidikan Sukarno, Rachmawati Soekarnoputri, yang menjadi tersangka kasus dugaan merencanakan makar.
Pengacara Dhani meminta polisi membeberkan alat bukti terkait tuduhan bahwa Dhani terlibat dalam kasus dugaan merencanakan makar.
"Prinsipnya gini, kalau polisi mempunyai bukti-bukti yang dianggap ada dugaan tindakan makar, ya silakan saja (dibeberkan)," kata Ahmad Leksono kepada Suara.com.
Terkait kehadiran Dhani dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah tersangka kasus dugaan makar sebelum aksi 2 Desember, kata Ahmad, posisi Dhani hanya tamu undangan.
"Dia hanya diajak saja dan semua orangnya itu dia kenal," kata Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air.
Tag
Berita Terkait
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Lita Gading Soroti Latar Pendidikan Iyeth Bustami di DPR: Lulusan Paket C
-
Ahmad Dhani Usulkan UU Anti-Flexing, Mulan Jameela Tenteng Tas Mewah Rp158 Juta
-
Steve Vai Puji Ahmad Dhani Jago Aransemen Musik dan Bikin Kopi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara