Suara.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menangguhkan kerja sama dengan militer Australia. Hal itu secara resmi disampaikan oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto di Jakarta, Rabu (4/1/2017). Masalah teknis menjadi alasan penangguhan kerja sama tersebut meski yang bersangkutan tidak bersedia memberikan penjelasan secara terperinci.
"Kalau teknisnya saya tidak bisa menyebutkan secara rinci," kata Wuryanto seperti dikutip dari Antara, Rabu.
Permintaan penghentian kerja sama itu sudah dilayangkan TNI kepada pihak militer Australia pada pertengahan Desember 2016. Mulai saat itu penghentian kerja sama sementara berlaku, baik latihan maupun tukar menukar perwira.
Melansir dari Sidney Morning Herald (SMH), mengutip keterangan yang diberikan Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, Rabu (4/1/2017), TNI mempermasalahkan sejumlah "materi pengajaran dan pernyataan" yang diberikan di fasilitas pelatihan bahasa di basis militer Australia di Perth. 
SMH, mengutip pemberitaan dari sejumlah media massa Indonesia, adalah seorang pelatih Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI yang bertugas sebagai pengajar Bahasa Indonesia di basis militer tersebut yang pertama kali menemukan adanya material tersebut. Disebutkan bahwa material pengajaran itu menyinggung TNI.
Seorang sumber yang memberikan keterangan kepada Fairfax Media mengatakan, beberapa material tersebut diduga bernada penghinaan. Sementara itu, beberapa material lainnya menyinggung sikap militer Indonesia dalam invasi ke Timor Timur di era tahun 60an silam.
SMH, mengutip percakapan Whatsapp yang beredar di kalangan TNI, menyebut bahwa si pengajar bahasa juga mendapati adanya material yang menyinggung salah seorang mantan petinggi TNI sebagai seorang pembunuh. Sementara itu, dikutip dari The Guardian, si pengajar juga melihat kertas terlaminasi bertulis kata-kata bernada penghinaan terhadap Pancasila, dasar negara Indonesia yang ditulis menjadi Pancagila.
Sang pengajar yang hingga kini masih misterius identitasnya juga dikabarkan pernah diminta memberikan pekerjaan rumah kepada muridnya terkait propaganda Pembebasan Papua. 
Menhan Payne mengatakan, pemerintah Australia terus menjalin komunikasi dengan Indonesia untuk memperbaiki hubungan dan meneruskan kerja sama yang sudah terjalin.
"Kepala Angkatan Bersenjata Australia, Kepala Angkatan Udara Mark Binskin, telah menulis surat kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, yang menyatakan bahwa masalah ini akan diperhatikan secara serius dan kami akan menyelidiki isu yang diangkat," ujar Payne seperti dikutip The Guardian.
Payne menegaskan, penyelidikan atas masalah tersebut hampir rampung. Ia menambahkan, hanya sebagian kerja sama pertahanan saja yang dihentikan, sedangkan kerja sama di bidang lainnya masih berjalan. (Antara/Sidney Morning Herald/The Guardian)
Berita Terkait
- 
            
              Antusiasme Suporter Ciptakan Rekor Saat Timnas Futsal Indonesia Melawan Australia
 - 
            
              Hector Souto: Timnas Futsal Indonesia Antusias Tantang Australia
 - 
            
              Pendaftaran WHV Australia 2025: Syarat Lengkap dan Cara Daftar
 - 
            
              SDUWHV Australia 2025 Resmi Dibuka, Gajinya Bisa Capai Rp 1 Miliar per Tahun?
 - 
            
              Kenapa Indonesia Panas Banget? Ini Jawaban Lengkap dari BMKG
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM