TNI dan FPI menggelar Pelatihan Pendahuluan Bela Negara serta tanam 10.000 pohon di Lebak Banten [Twitter @DPP_FPI]
Pengamat militer Mufti Makarim tidak mau menyoal pelatihan bela negara yang dilakukan TNI di Lebak, Banten, diikuti anggota Front Pembela Islam. Mufti menyoroti resiko setelah yang muncul setelah organisasi kemasyarakatan mendapatkan pelatihan semi militer.
"Kalau saya nggak lihat soal FPI atau bukan, tapi pelatihan semi militer ke ormas manapun itu mesti ditinjau ulang, karena berpotensi memberi angin negatif munculnya perilaku militeristik ormas-ormas tersebut," kata Mufti, Minggu (8/1/2017)..
Dia juga meminta pemerintah menjelaskan tujuan pelatihan bela negara kepada warga sipil, kemudian apakah modelnya harus pelatihan semi militer.
"Apakah alasan tujuan yang dapat dipertanggungjawabkan dari pelatihan-pelatihan semacam ini, nanti diuji apakah fakta realnya sesuai dengan apa yang menjadi alasan dan tujuan. Alasan yang selama ini adalah bela negara, pertanyaannya apa benar dibutuhkan program bela negara yang militeristik modelnya," katanya.
Menurut Mufti TNI harus selektif menerima peserta pelatihan bela negara.
"Harus dilihat ormas yang dilibatkan, track record-nya dan relevansinya dengan kebutuhan bela negara. Saya melihat kedua hal di atas belum tuntas, jadi program atau kegiatan semacam ini akan bermasalah," katanya.
Pusat Penerangan TNI melalui akun Twitter resmi menegaskan bahwa foto-foto latihan fisik bersama dengan warga sipil di Lebak bukan pelatihan militer, melainkan outbond.
"News flash..TNI latih FPI semata2 untk menanamkan latihan kedisiplinan (outbound) bukan latihan militer..cekidot...!!," demikian penjelasan Pusat Penerangan TNI @Puspen_TNI .
Melalui akun Twitter, @DPP_FPI, juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan pelatihan pendahuluan bela negara.
"TNI dan FPI menggelar PPBN (Pelatihan Pendahuluan Bela Negara) serta tanam 10.000 pohon di Lebak Banten," tulis akun FPI.
"Kalau saya nggak lihat soal FPI atau bukan, tapi pelatihan semi militer ke ormas manapun itu mesti ditinjau ulang, karena berpotensi memberi angin negatif munculnya perilaku militeristik ormas-ormas tersebut," kata Mufti, Minggu (8/1/2017)..
Dia juga meminta pemerintah menjelaskan tujuan pelatihan bela negara kepada warga sipil, kemudian apakah modelnya harus pelatihan semi militer.
"Apakah alasan tujuan yang dapat dipertanggungjawabkan dari pelatihan-pelatihan semacam ini, nanti diuji apakah fakta realnya sesuai dengan apa yang menjadi alasan dan tujuan. Alasan yang selama ini adalah bela negara, pertanyaannya apa benar dibutuhkan program bela negara yang militeristik modelnya," katanya.
Menurut Mufti TNI harus selektif menerima peserta pelatihan bela negara.
"Harus dilihat ormas yang dilibatkan, track record-nya dan relevansinya dengan kebutuhan bela negara. Saya melihat kedua hal di atas belum tuntas, jadi program atau kegiatan semacam ini akan bermasalah," katanya.
Pusat Penerangan TNI melalui akun Twitter resmi menegaskan bahwa foto-foto latihan fisik bersama dengan warga sipil di Lebak bukan pelatihan militer, melainkan outbond.
"News flash..TNI latih FPI semata2 untk menanamkan latihan kedisiplinan (outbound) bukan latihan militer..cekidot...!!," demikian penjelasan Pusat Penerangan TNI @Puspen_TNI .
Melalui akun Twitter, @DPP_FPI, juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan pelatihan pendahuluan bela negara.
"TNI dan FPI menggelar PPBN (Pelatihan Pendahuluan Bela Negara) serta tanam 10.000 pohon di Lebak Banten," tulis akun FPI.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Lebih dari Sekadar Angkat Senjata, Ini Cara Bela Negara di Kehidupan Sehari-hari
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
LPSK Ajukan Restitusi Rp1,6 Miliar untuk Keluarga Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh