Tersangka kasus penjualan obat palsu [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar peredaran ribuan obat palsu yang mengandung zat berbahaya Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Pemilik dan distributor berinisial M (33) dan MS (50) telah diringkus.
"Obat-obatan ini tidak kita temukan di kios-kios sana (Pasar Pramuka). Di sana cuma transaksinya," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat di Polda Metro Jaya, Kamis (12/1/2017).
Wahyu mengatakan biasanya obat palsu tersebut dijual ke kalangan remaja, khususnya pelajar.
"Penggunaannya harus dengan resep dokter. Penggunaan obat dalam jumlah banyak dapat menimbulkan halusinasi bagi konsumennya," kata Wahyu.
Obat palsu tersebut merupakan obat-obatan keras, di antaranya Hexymer, Tramadol HCL, Tramadol kapsul, dan Dexto Metorpham. Mereka juga menjual obat penenang, seperti Trihexyphenidyl 2 mg, Alprazolam 1 mg, Risperidone 2, Xlozapine 25, Zypraz 1 mg, Valdimex Diazepam 5 gram, Actazolam 1mg, Merlopam Lorazepam 2mg, Riklona Clonazepam 2mg, Tramadol, Chlorpromazine, Dextromethorphsn 15 mg, dan Hexymer 2 mg.
Dari hasil pengembangan, polisi menemukan empat apotek di sekitar Jabodetabek yang masih dimiliki salah satu pelaku.
"Dari empat apotek, dua yang sudah kita temukan menjual obat-obatan palsu tersebut dan satu toko obat," katanya.
Obat-obatan ini berasal dari kawasan Tangerang. Para pelaku juga menjualnya secara online.
Harganya mulai dari harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per paket dengan isi 10 butir pil. Keuntungan dari bisnis haram ini mencapai Rp400 juta per bulan.
Selain menyita obat palsu, polisi juga menyita satu unit air softgun yang diduga digunakan pelaku untuk menakuti petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan yang melakukan razia.
"Digunakan pelaku untuk menakut-nakuti petugas POM yang akan melakukan pemeriksaan," katanya.
"Obat-obatan ini tidak kita temukan di kios-kios sana (Pasar Pramuka). Di sana cuma transaksinya," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat di Polda Metro Jaya, Kamis (12/1/2017).
Wahyu mengatakan biasanya obat palsu tersebut dijual ke kalangan remaja, khususnya pelajar.
"Penggunaannya harus dengan resep dokter. Penggunaan obat dalam jumlah banyak dapat menimbulkan halusinasi bagi konsumennya," kata Wahyu.
Obat palsu tersebut merupakan obat-obatan keras, di antaranya Hexymer, Tramadol HCL, Tramadol kapsul, dan Dexto Metorpham. Mereka juga menjual obat penenang, seperti Trihexyphenidyl 2 mg, Alprazolam 1 mg, Risperidone 2, Xlozapine 25, Zypraz 1 mg, Valdimex Diazepam 5 gram, Actazolam 1mg, Merlopam Lorazepam 2mg, Riklona Clonazepam 2mg, Tramadol, Chlorpromazine, Dextromethorphsn 15 mg, dan Hexymer 2 mg.
Dari hasil pengembangan, polisi menemukan empat apotek di sekitar Jabodetabek yang masih dimiliki salah satu pelaku.
"Dari empat apotek, dua yang sudah kita temukan menjual obat-obatan palsu tersebut dan satu toko obat," katanya.
Obat-obatan ini berasal dari kawasan Tangerang. Para pelaku juga menjualnya secara online.
Harganya mulai dari harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per paket dengan isi 10 butir pil. Keuntungan dari bisnis haram ini mencapai Rp400 juta per bulan.
Selain menyita obat palsu, polisi juga menyita satu unit air softgun yang diduga digunakan pelaku untuk menakuti petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan yang melakukan razia.
"Digunakan pelaku untuk menakut-nakuti petugas POM yang akan melakukan pemeriksaan," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?