Suara.com - Pengamat politik Bonie Hargens menilai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya tidak perlu mengeluh lewat Twitter mengenai banyaknya berita bohong atau hoax akhir-akhir ini. Menurut Bonie itu bukan langkah bijaksana.
"Presiden Jokowi tengah sibuk membenahi bangsa ini. Sepuluh tahun Pak SBY membuang sampah, dan negara ini penuh dengan tumpukan sampah," kata Bonie di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2017).
Bonie mengingatkan Yudhoyono seharusnya dia ikut bertanggungjawab atas apa yang terjadi sekarang. Dengan kata lain, Yudhoyono harus mendukung upaya pemerintahan Jokowi, bukan malah menyindirnya.
"Itu statement yang tidak bijaksana. Karena sebagai mantan Presiden, harusnya Pak SBY bertanggungjawab secara moral, membangun ketenteraman dan keamanan bersama. Mendukung pemerintahan yang prosesnya sedang berjalan. Pernyataan SBY itu harusnya lebih bijaksana," katanya.
Boni mencurigai motif Ketua Umum Partai Demokrat menyampaikan keluhan semacam itu.
"Makanya saya sampaikan, jangan sampai kelompok garis keras ini dijadikan alat oleh kekuatan politik ini dan saat yang sama dia berkelindan dengan kelompok garis keras untuk membangun negara agama. Jadi yang mau dirusak ini persepsi masyarakat ini, persepsi kolektif kita, makanya saya bilang, ayo kita klarifikasi dan buat dikotomi supaya jelas, yang mana memperjuangkan Indonesia dan mana yang bukan, supaya jelas dulu mana musuh kita. Kalau kemudian kelompok politik ini kita kelompokkan lagi, mana kelompok politik yang menciptakan masalah mana yang menyelesaikan masalah, yang menciptakan ini kita harus lokalisir," kata Bonie.
Beberapa hari yang lalu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa semua negara juga menghadapi hoax. jadi, tidak perlu banyak mengeluh.
Yudhoyono mengeluhkan bangsa ini yang sekarang banyak hoax. Melalui cuitan, Yudhoyono tidak menawarkan pemecahan, dia hanya menulis: "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar 'hoax' berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang? *SBY"
Berita Terkait
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
SBY Cuekin Kapolri di HUT TNI? Demokrat Ungkap Fakta di Balik Video Viral yang Menghebohkan
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe