Suara.com - Sidang lanjutan kasus dugaan penodaan agama oleh terdakwa Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Selasa (7/2/2017), tampak lebih “adem” setelah pada sidang sebelumnya berjalan penuh ketegangan.
Setidaknya, suasana tegang dalam sidang itu bisa diubah oleh Jaenudin alias Panel (39), nelayan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, yang dihadirkan sebagai saksi.
Dalam persidangan yang dihelat di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan itu, Jaenudin justru mengajukan satu permintaan kepada hakim saat dirinya diminta bersaksi. Permintaannya adalah, menjabat tangan Ahok.
Saat mulai memberikan kesaksian, Jaenudin mengakui sudah kali kedua bertemu Ahok. Pertemuan pertama pada tanggal 27 September 2016, yakni ketika sang gubernur mengutip surat Al Maidah Ayat 51 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
“Nah, pertemuan kedua terjadi hari ini Pak Hakim, di sidang ini. Pada pertemuan pertama saya tidak bisa bersalaman, jadi saya mau bersalaman dengan Pak Ahok hari ini,” tutur Jaenudin.
Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto menolak permintaan Jaenudin yang ingin langsung bersalaman dengan Ahok.
"Boleh saja bersalaman, tapi setelah memberi kesaksian. Kalau belum memberikan keterangan, anda belum boleh bersalaman,” tukas Dwiarso. Jaenudin akhirnya mengikuti perintah hakim, dan memberikan keterangan.
Setelah dirinya memberikan sejumlah keterangan, hakim lantas menawarkan Jaenudin berbicara kalau ada tambahan.
"Tidak ada tambahan Pak Hakim. Saya cuma mau salaman saja boleh?" pinta Jaenudin. Harapan Jaenudin akhirnya terwujud setelah hakim mempersilakan dirinya meninggalkan kursi saksi.
Baca Juga: Adian Napitupulu Bantah Gerakkan Demo SBY dan Mobil Nasi Bungkus
Jaenudin lantas beranjak dari tempat duduknya untuk bersalaman dengan Ahok. Ketika berjabatan tangan, Ahok tampak tersenyum kepada dirinya.
Sementara terkait kesaksian, Jaenudin mengakui tidak bisa mengingat rincian pidato Ahok di Pulau Pramuka.
"Saya tidak memperhatikan saat Pak Ahok mengutip surat Al maidah ayat 51. Saya cuma mendengar Pak Ahok mengatakan ‘kalau ada yang lebih bagus dari saya, jangan pilih saya’" ungkap Jaenudin sembari menirukan perkataan Ahok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR