Suara.com - Dewam Pers menilai profesionalisme jurnalis di Indonesia masih terancam oleh keberadaan wartawan 'amplop'. Ancaman itulah yang menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera dibenahi.
"Wartawan itu profesi bukan praktisi, jadi harus terikat pada etik," Ketua Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, saat menyampaikan sambutan pada Konvensi Nasional Media Massa di Ambon, Maluku, seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/2/2017).
Ia megungkapkan, fenomena wartawan “amplop” yang masih marak itu juga memacu Dewan Pers mengadakan sejumlah program untuk meningkatkan profesionalitas jurnalis. Salah satunya adalah melakukan uji kompetensi sebagai standar bagi wartawan yang baik dan berintegritas.
Lelaki yang akrab disapa Stanley ini mengatakan, setiap orang bisa menjadi wartawan, tapi tidak semuanya memenuhi kompetensi. Terutama teguh bersandar pada kode etik jurnalis saat menjalankan tugas-tugasnya.
Selain wartawan 'amplop', mantan Wakil Ketua Komnas HAM itu juga menyebut maraknya fenomeno informasi bohong atau hoax juga turut merongrong integritas jurnalis.
“Masalah ini memang tidak khas Indonesia. Sebab, di negara-negara lain juga menghadapi persoalan yang sama. Bahkan di Amerika Serikat pun masih marak informasi hoax. Harapan Dewan Pers, seluruh insan jurnalis maupun penegak hokum bisa mengatasi hal itu,” tandasnya.
Untuk diketahui, Konvensi Nasional Media Massa "Integritas Media Nasional dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang dan Tantangan" diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-32 pada 5-9 Februari 2017.
Puncak Peringatan HPN pada 9 Februari 2017 dijadwalkan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Isu Kehamilan Lyra, Fadlan Malah Sebut Bikin Anak Tiap Hari
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO