Suara.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud dinilai tidak memberikan angin segar terhadap permasalahan yang dialami buruh migran yang masih mengalami tindakan kekerasan di Arab Saudi.
"Dalam pertemuan ini, harapan kami sebagai kesempatan ataupun juga dari pemerintahan Jokowi untuk membahas buruh migran di sana. Namun ternyata, semuanya ini jauh dari harapan kami, tidak pembahasan masalah buruh sama sekali," kata Juru Bicara Keluarga Buruh Migran Indonesia, Marjaenab kepada suara.com, Kamis (2/3/2017).
Malah, dia menilai kunjungan Raja Salman ke Indonesia untuk menanamkan modal investasinya. Pihaknya juga khawatir adanya penanaman modal itu berimbas kepada kasus-kasus perampasan lahan terhadap rakyat yang tinggal di pelosok daerah.
"Bahkan lebih mementingkan bagaimana kedatangan Raja Salman untuk berinvestasi di Indonesia. Adanya investasi itu bisa berakibat rakyat khususnya di pedesaan. Apalagi targetannya itu membuat kilang minyak yang berakibat perampasan tanah. Salah satunya anggota keluarga buruh, terkena penggusuran rumahnya di Cilacap. Ini update kami dari anggota yang ada di sana," kata dia.
Bahkan, kata dia hal itu bisa memperparah kondisi rakyat karena tidak adanya peluang kerja yang diperoleh dari rencana investasi Raja Salman di Indonesia.
"Ini juga menjadi salah satu kekhawatiran kami, di mana akan banyak lagi kemiskinan, pengangguran. Itu yang terpaksa kita kembali lagi ke luar negeri," katanya.
Dia juga menyampaikan kaum buruh sangat kecewa atas adanya kunjungan kenegaraan Raja Salman bersama rombongannya. Sebab, dalam pertemuan ini, pemerintah Indonesia tidak sama sekali membahas soal permasalahan buruh imigran yang terancam dikenakan hukuman mati.
"Kita juga meminta kepada pemerintah melalui pertemuan tersebut untuk menyelemat buruh migran yang terancam hukuman mati di Arab Saudi," katanya.
Dia sendiri menyebut, ada sebanyak 25 buruh yang kini menanti ancaman hukuman mati sambil menunggu adanya putusan pengadilan di Arab Saudi.
Baca Juga: Kunjungan Raja Salman Tak Berhubungan dengan Aksi Anti Ahok
"Kalau data yang kami terima itu sedang menungu putusan hukuman mati ada 25 orang," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada