Suara.com - Virus flu unggas terlacak di kawanan peternakan ayam di Tennesse Lincoln County dan 73.500 unggas akan dimusnahkan untuk mencegah virus itu mencemari pangan, kata pejabat Departemen Pertanian Amerika Serikat, Minggu (5/3/2017) waktu setempat.
Departemen Pertanian AS mengatakan penyakit itu mewakili penderita pertama wabah flu unggas H7 (HPAI), yang terpastikan pada unggas dagangan di Amerika Serikat pada tahun ini.
Sarana itu dikarantina bersama dengan sekitar 30 peternakan unggas lain dalam radius 10 km dari tempat tersebut, kata pemerintah negara bagian Tennessee.
Ternak lain di wilayah terkarantina itu diuji dalam hal virus flu unggas, tambahnya.
Pada 2014 dan 2015, Amerika Serikat memusnahkan hampir 50 juta unggas, sebagian besar ayam bertelur, selama serangan HPAI. Kerugian itu mendorong harga telur di AS mencapai rekor tertinggi dan menyebabkan mitra dagang melarang impor unggas dari AS.
Tidak ada manusia yang terpengaruh wabah itu. Risiko infeksi pada manusia dari wabah unggas rendah, meskipun di Cina orang telah meninggal musim dingin ini di tengah wabah virus H7N9 yang menyerang unggas.
Flu burung jenis HPAI ditemukan di kawanan ternak kalkun komersial di Indiana pada Januari 2016 namun tidak ada kasus lain di ternak komersial sampai sekarang.
Ternak di Tennessee adalah untuk ayam pedaging, kata juru bicara USDA Donna Karlsons dalam sebuah surat elektronik.
Baik USDA maupun negara bagian tidak menyebutkan nama fasilitas yang terlibat.
Baca Juga: Jamu Makan Malam Peserta KTT IORA, Jokowi Promosikan Jakarta
Pada Januari, USDA mendeteksi flu burung di kawanan bebek liar di Montana yang tampak cocok dengan salah satu jenis virus yang ditemukan selama wabah 2014 dan 2015.
Dalam beberapa bulan terakhir, jenis virus yang berbeda dari flu burung telah dikonfirmasi di Asia dan di Eropa. Pihak berwenang telah mengambil jutaan burung di daerah-daerah untuk mengontrol penyebaran wabah.
Prancis, yang memiliki kawanan unggas terbesar di Uni Eropa, melaporkan wabah flu unggas H5N8, yang sangat menular. Di Korea Selatan, penyebaran cepat virus H5N6 menyebabkan wabah terburuk flu unggas di negara itu. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK