Suara.com - Sebanyak enam pelajar asal Indonesia menjadi budak di Jepang. Pasalnya, mereka bekerja sebagai pegawai lembaga pendidikan bahasa Jepang di Prefektur Miyazaki tanpa dibayar.
Keenam pelajar itu, seperti diberitakan Japan Times, Kamis (16/3/2017), mulanya mendapat tawaran bersekolah khusus bahasa Jepang di Houei International Japanese Language Academy, Miyakonojo, Prefektur Miyazaki.
Namun, sesampainya di tempat tujuan, mereka justru dipaksa bekerja tanpa diupah oleh pemimpin sekolah, Yutaka Shimizu. Tidak main-main, mereka bekerja seperti budak sejak Desember 2015 sampai Juni 2016.
Seharusnya, menurut kantor pengawas standar ketenagakerjaan setempat, keenam pelajar Indonesia itu mendapat upah bekerja untuk membiayai hidup serta sekolah.
Beruntung, perilaku sekolah itu terungkap. Yutaka, sang pemimpin sekolah, kekinian sudah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, kejaksaan Prefektur Miyazaki juga tengah menelisik keterlibatan pihak lain.
Namun, pengacara Yutaka membantah kliennya tidak membayarkan upah keenam pelajar tersebut.
"Sebaliknya, perusahaan justru memberikan kesempatan bekerja kepada pelajar itu. Penting bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman kerja," ujar pengacara dalam pernyataan tertulis ke Japan Times.
Baca Juga: Paguyuban Warteg Jakarta Dukung Ahok-Djarot, Gelar Makan Gratis
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN