Ilustrasi gantung diri (Shutterstock)
Orang yang pertamakali menemukan Pahinggar Indrawan (35) gantung diri di rumah Jalan Kemenyan, nomor 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Jumat (17/3/2017), tak lain anak perempuan Pahinggar sendiri, AAZ (14).
Ketika itu, Pahinggar ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa dengan tali tambang melilit leher.
"Anaknya kan yang lihat langsung kan. Terus manggil ke pak RT, 'pak RT ke rumah pak RT.' Nunjukinlah ke pak RT kalau bapaknya udah ngegantung," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jagakarta Inspektur Polisi Satu Sofyan kepada Suara.com, Minggu (19/3/2017)
Ketua RT 8, RW 5, yang mendapatkan laporan AAZ bernama M. Sidik.
Ketika Sidik datang ke tempat kejadian perkara, istri Pahinggar, Dina Febriyanti, sudah ada di rumah.
"Istri ada. Di situ. Menurut RT sih anaknya yang ngelihat. Yang tahu anaknya," kata dia.
Sidik merupakan salah satu saksi yang mengetahui rumah tangga Pahinggar dan Dina bermasalah. Pasalnya, beberapa saat sebelum Pahinggar ditemukan gantung diri, mereka cekcok dan Sidiklah yang mendamaikan.
Sidik mendamaikan pasangan suami istri itu sekitar pukul 04.00 WIB. Sidik tak menyangka, tak lama setelah didamaikan, Pahinggar mengakhiri hidup.
"Makanya kami koordinasi sama pak RT, karena dia jam empat itu udah ngadu ke pak RT, suami-istri ini. Ngadu, terus diselesaikan sama pak RT. Terus pulang jam setengah lima pulang ke rumah," kata dia.
Sidik mengakhiri hidup pada siang hari. AAZ menemukannya usai waktu salat Jumat.
"Siangnya pas setelah salat Jumat, pak RT disuruh ke rumah sama anaknya itu. Sambil nangis-nangis. 'Bapak udah nggak ada pak RT'. Kirain nggak ada di rumah, ternyata nggak itu udah meninggal," kata Soyfan.
Setelah olah TKP dan jenazah diperiksa dokter Rumah Sakit Fatmawati, polisi memutuskan untuk menutup kasus tersebut karena tidak ada unsur pidananya.
Pahinggar yang sehari-hari bekerja sebagai supir taksi berbasis online diduga bunuh diri karena tak sanggup menghadapi permasalahan keluarga.
Kasus bunuh diri tersebut kemudian heboh karena ternyata sebelum beraksi, Pahinggar memasang ponsel di dekat TKP. Dia menghidupkan aplikasi Facebook live untuk merekam detik-detik aksi serta pesan-pesannya untuk istri.
Ketika itu, Pahinggar ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa dengan tali tambang melilit leher.
"Anaknya kan yang lihat langsung kan. Terus manggil ke pak RT, 'pak RT ke rumah pak RT.' Nunjukinlah ke pak RT kalau bapaknya udah ngegantung," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jagakarta Inspektur Polisi Satu Sofyan kepada Suara.com, Minggu (19/3/2017)
Ketua RT 8, RW 5, yang mendapatkan laporan AAZ bernama M. Sidik.
Ketika Sidik datang ke tempat kejadian perkara, istri Pahinggar, Dina Febriyanti, sudah ada di rumah.
"Istri ada. Di situ. Menurut RT sih anaknya yang ngelihat. Yang tahu anaknya," kata dia.
Sidik merupakan salah satu saksi yang mengetahui rumah tangga Pahinggar dan Dina bermasalah. Pasalnya, beberapa saat sebelum Pahinggar ditemukan gantung diri, mereka cekcok dan Sidiklah yang mendamaikan.
Sidik mendamaikan pasangan suami istri itu sekitar pukul 04.00 WIB. Sidik tak menyangka, tak lama setelah didamaikan, Pahinggar mengakhiri hidup.
"Makanya kami koordinasi sama pak RT, karena dia jam empat itu udah ngadu ke pak RT, suami-istri ini. Ngadu, terus diselesaikan sama pak RT. Terus pulang jam setengah lima pulang ke rumah," kata dia.
Sidik mengakhiri hidup pada siang hari. AAZ menemukannya usai waktu salat Jumat.
"Siangnya pas setelah salat Jumat, pak RT disuruh ke rumah sama anaknya itu. Sambil nangis-nangis. 'Bapak udah nggak ada pak RT'. Kirain nggak ada di rumah, ternyata nggak itu udah meninggal," kata Soyfan.
Setelah olah TKP dan jenazah diperiksa dokter Rumah Sakit Fatmawati, polisi memutuskan untuk menutup kasus tersebut karena tidak ada unsur pidananya.
Pahinggar yang sehari-hari bekerja sebagai supir taksi berbasis online diduga bunuh diri karena tak sanggup menghadapi permasalahan keluarga.
Kasus bunuh diri tersebut kemudian heboh karena ternyata sebelum beraksi, Pahinggar memasang ponsel di dekat TKP. Dia menghidupkan aplikasi Facebook live untuk merekam detik-detik aksi serta pesan-pesannya untuk istri.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Terkuak! Detik-detik Mengerikan Sebelum Pemuda Nekat Gantung Diri di Flyover Pasupati Bandung
-
Masih Pakai Helm, Geger Pemuda Tewas Gantung Diri di Flyover Pasupati Bandung
-
Siswi 13 Tahun Tewas Gantung Diri di Cipayung, Polisi Dalami Dugaan Bullying
-
Surat Wasiat Pilu Ungkap Penyebab Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri dan Racuni Dua Anaknya
-
6 Fakta Penting Dosen UNM Ditemukan Gantung Diri di Kampus Poltekkes Makassar
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini
-
Ironi! Pejabat Riau Sampai Ngutang Bank Demi Setor 'Jatah Preman' ke Gubernur
-
Koalisi Sipil Sebut Usulan Pahlawan Upaya Cuci Dosa Soeharto: Cuma Orang Gila Maafkan Diri Sendiri
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?