Ilustrasi jenazah / mayat. (Shutterstock)
Sebelum gantung diri dan menyiarkannya secara langsung lewat Facebook live, Pahinggar Indrawan (35) ngobrol dengan Alex lewat aplikasi chat. Setelah kejadian, polisi memanggil Alex untuk diperiksa sebagai saksi.
"Kami udah periksa teman chatting dia di Facebook, namanya Alex. Malam itu juga sudah kami panggil," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jagakarta Inspektur Polisi Satu Sofyan kepada Suara.com, Minggu (19/3/2017)
Pahinggar gantung diri di rumahnya, Jalan Kemenyan, nomor 5, RT 8, RW 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Jumat (17/3/2017), siang.
Alex merupakan kawan Pahinggar. Alex tinggal di daerah Jagakarsa. Kepada Alex, selama ini Pahinggar menceritakan permasalahannya, kecuali masalah dengan istri.
"Menurutnya teman dekat, segala apapun dia pasti curhat, tapi kalau masalah itu dia nggak ngomong. Biasanya curhat sama dia. (Alex) orang Jagakarsa juga," kata Sofyan.
Pahinggar, kata Sofyan, biasanya curhat dengan Alex jika sedang sepi order taksi berbasis online.
"Biasalah, korban kan naik Grab mobil. Kalau lagi sepi, kadang dia (Pahinggar) suka ngeluh. Terus sekarang ini hujan terus. Masalah itu saja. Kalau ke si Alex," kata dia.
Alex awalnya tidak menyangka kalau Pahinggar nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Dia benar-benar tidak percaya, Pahinggar sampai merekam sendiri aksi gantung diri dan bisa disaksikan orang lewat Facebook live.
"Kalau Alex itu nggak menyangka. Kalau dia (Pahinggar) serius gitu. Kirain itu bercanda. Di Facebook kan videonya live ya. Jadi temannya nggak merasa itu beneran. Ternyata beneran," kata dia
Selain memeriksa Alex, kemudian keluarga Pahinggar, polisi juga memeriksa ketua RT bernama M. Sidik.
Polisi meyakini motif kasus tersebut karena Pahinggar sudah tidak kuat menghadapi masalah keluarga.
Hal itu dikuatkan dengan curhat Pahinggar yang terekam di Facebook live.
"Kami udah periksa teman chatting dia di Facebook, namanya Alex. Malam itu juga sudah kami panggil," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jagakarta Inspektur Polisi Satu Sofyan kepada Suara.com, Minggu (19/3/2017)
Pahinggar gantung diri di rumahnya, Jalan Kemenyan, nomor 5, RT 8, RW 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Jumat (17/3/2017), siang.
Alex merupakan kawan Pahinggar. Alex tinggal di daerah Jagakarsa. Kepada Alex, selama ini Pahinggar menceritakan permasalahannya, kecuali masalah dengan istri.
"Menurutnya teman dekat, segala apapun dia pasti curhat, tapi kalau masalah itu dia nggak ngomong. Biasanya curhat sama dia. (Alex) orang Jagakarsa juga," kata Sofyan.
Pahinggar, kata Sofyan, biasanya curhat dengan Alex jika sedang sepi order taksi berbasis online.
"Biasalah, korban kan naik Grab mobil. Kalau lagi sepi, kadang dia (Pahinggar) suka ngeluh. Terus sekarang ini hujan terus. Masalah itu saja. Kalau ke si Alex," kata dia.
Alex awalnya tidak menyangka kalau Pahinggar nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Dia benar-benar tidak percaya, Pahinggar sampai merekam sendiri aksi gantung diri dan bisa disaksikan orang lewat Facebook live.
"Kalau Alex itu nggak menyangka. Kalau dia (Pahinggar) serius gitu. Kirain itu bercanda. Di Facebook kan videonya live ya. Jadi temannya nggak merasa itu beneran. Ternyata beneran," kata dia
Selain memeriksa Alex, kemudian keluarga Pahinggar, polisi juga memeriksa ketua RT bernama M. Sidik.
Polisi meyakini motif kasus tersebut karena Pahinggar sudah tidak kuat menghadapi masalah keluarga.
Hal itu dikuatkan dengan curhat Pahinggar yang terekam di Facebook live.
Kasus tersebut, sekarang sudah ditutup karena polisi tidak menemukan tanda-tanda adanya tindak pidana.
Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat jangan menyebarkan video live Pahinggar bunuh diri.
Kominfo menyatakan peristiwa tersebut tidak pantas untuk dipertontonkan, selain melanggar nilai kemanusiaan, juga melanggar UU ITE Pasal 28.
Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat jangan menyebarkan video live Pahinggar bunuh diri.
Kominfo menyatakan peristiwa tersebut tidak pantas untuk dipertontonkan, selain melanggar nilai kemanusiaan, juga melanggar UU ITE Pasal 28.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Siswi 13 Tahun Tewas Gantung Diri di Cipayung, Polisi Dalami Dugaan Bullying
-
Surat Wasiat Pilu Ungkap Penyebab Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri dan Racuni Dua Anaknya
-
6 Fakta Penting Dosen UNM Ditemukan Gantung Diri di Kampus Poltekkes Makassar
-
Tewas Gantung Diri di Rumah Kosong, Pria di Palmerah Diduga Nekat Akhiri Hidup Gegara Cinta Segitiga
-
Tak Mampu Kembalikan Uang Setoran Kantor Rp40 Juta, AS Akhiri Hidup Gantung Diri di Kamar Mandi Mertua
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu