Suara.com - Elizabeth Handy dan Bilal Walk, sepasang kekasih, tak menyiratkan penistaan terhadap tiga tradisi terbesar agama Abrahamik (Yahudi, Kristen, dan Islam), saat memutuskan untuk menamakan putri mungil mereka “ZalyKha Graceful Lorraina Allah.” Namun, di kemudian hari, nama itu mengundang persoalan pelik.
ZalyKha lahir di Atlanta dua tahun lalu, yakni 2015. Ketika itu, tak ada persoalan apa pun yang timbul dari namanya. Tapi, masalah itu muncul ketika ia sudah berusia setahun, persisnya saat sang ayah ingin melegalisasi kelahiran ZalyKha di pemerintah negara bagian Georgia.
Legalisasi berupa akta kelahiran itu penting, seperti dilansir Washington Post, Senin (27/3/2017), karena selain soal pengakuan negara, juga terkait beragam fasilitas yang bakal didapatkan ZalyKha.
Tapi, betapa terkejutnya Bilal dan Elizabeth saat Departemen Kesehatan Publik Georgia menolak mengesahkan nama putrinya. Dengan kata lain, ZalyKha tak diakui keberadannya oleh negara.
Departemen itu dalam keterangan resminya mengungkapkan, menolak mengesahkan nama ZalyKha bukan lantaran terdapat nama ‘Allah’ yang notabene berarti Tuhan atau yang maha kuasa dalam tradisi agama Abrahamik. Ketiga agama besar dalam tradisi itu memang menabukan ‘Allah’ sebagai nama seseorang.
Penolakan itu lantaran terdapat peraturan Georgia yang mengharuskan nama belakang penduduknya merujuk pada nama belakang orangtuanya.
Dengan begitu, pemerintah menyarankan nama belakang ZalyKha diganti menjadi Handy seperti sang ibu, Walk dari si ayah, atau menggabungkan keduanya.
Negara Bagian Georgia sebenarnya memunyai peraturan yang membolehkan warga menamakan anak-anaknya tanpa merujuk nama belakang orangtuanya. Aturan itu berlaku untuk warga dari etnis-etnis tertentu yang memunyai akar kebudayaan asli kuat.
Namun, pemerintah Georgia menilai ZalyKha tidak bisa dikategorikan sebagai anak dari orangtua etnis tertentu yang memunyai akar kebudayaan kuat.
Baca Juga: Dituding Anies Tak Terapkan "Open Governance", Ahok: Hufft...
“Kami kecewa atas keputusan pemerintah. Ini tidak adil bagi kami maupun ZalyKha. Kakak lelakinya kami namakan ’Masterful Mosirah Aly Allah’, dan dibolehkan serta mendapat akta kelahiran. Tapi kenapa ZalyKha mendapat hal yang sama?” cecar Bilal.
Akibat tak mendapat akta kelahiran, ZalyKha tak memunyai kartu jaminan sosial. Alhasil, orangtuanya tak bisa mendapatkan bantuan kesehatan atau kupon penganan bergizi untuk ZalyKha.
Bilal menuturkan, diksi ‘Allah’ dipilih sebagai nama belakang ZalyKha bukan untuk menistakan kepercayaan religi tertentu. Sebaliknya, diksi itu disematkan pada ZalyKha sebagai suatu bentuk penghormatan atas pemberian Tuhan.
Bilal dan Elizabeth, belakangan, memberikan kuasa kepada American Civil Liberties Union (ACLU) untuk mengajukan gugatan kepada pemerintah Georgia.
Profesor Ilmu Hukum University of California Carlton Larson mendukung keputusan Bilal dan Elizabeth untuk menggugat pemerintah Georgia.
“Dalam perhitungan hukum, mereka bakal memenangkan gugatan itu. Bahkan, mungkin, kasus yang mereka ajukan ini bisa memicu reformasi hukum terkait penamaan bayi di Amerika Serikat. Sebab, banyak kasus bayi tak diberi akta kelahiran kerna persoalan nama,” terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
Terkini
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan
-
Kinerja DPR Banyak Dikritik, Adian Napitupulu: Terbelenggu Aturan Sendiri
-
'Kekuatan Siluman' di Balik Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Dino Patti Djalal Bongkar 3 Kejanggalan
-
Beda Biaya Kuliah Gibran di UTS Insearch Sydney vs MDIS Singapura, Bak Langit Bumi
-
Adian Napitupulu Ungkap Keluarga Driver Ojol Affan Sempat Dilarang Lihat Jenazah, Tidak Manusiawi!
-
Terungkap! Koperasi Akui 'Main Harga' Sewa Kios Blok M ke Pedagang, Tapi MRT Ogah Putus Kerja Sama