Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan keterangan pers seusai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan, di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakut, Selasa (11/4/2017). [Suara.com/Agung]
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yakin dapat mengatasi semua permasalahan yang muncul di tengah masyarakat selama pelaksanaan pilkada putaran kedua, Rabu (19/4/2016).
"Dengan kekuatan ini, di atas kertas kami sebetulnya bisa atasi problema yang mungkin akan terjadi. Kuncinya adalah kecepatan, kecepatan untuk amankan dan lokalisir jika ada masalah di TPS. Di TPS cepat selesaikan, jika tak mampu di-back up dari tingkat kecamatan, kalau kecamatan tak mampu di-back up oleh jenjang atas," kata Tito di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (18/4/2017).
Selain harus cepat mengendus potensi gangguan keamanan, Tito mengatakan Polri dan TNI harus tetap kompak.
"Kuncinya kecepatan kita lokalisir, mungkin saja da problema di lapangan antara pendukung paslon tapi selagi kita cepat tangani tak akan meluas dan tak akan besar. Jadi kunci utama adalah sinergitas dan kekompakan dari unsur TNI-Polri," kata dia.
Tito tidak khawatir dengan rencana aksi Al Maidah yang dilakukan dengan memobilisasi massa dari Jakarta dan luar Jakarta untuk mendatangi tempat-tempat pemungutan suara dengan alasan untuk mengantisipasi kecurangan.
Tito menegaskan bukan kali ini saja Polri dan TNI menghadapi situasi seperti itu.
"Dari pengalaman selama ini apapun sulitnya gerakan massa beberapa waktu lalu, demo cukup besar, saya pribadi melihatnya kunci keberhasilan utamanya adalah kekompakan dan sinergi terutama unsur TNI dan Polri," kata dia.
Yang lebih penting lagi, kata Tito, aparat Polri dan TNI harus netral.
"Kita tak memiliki hak pilih itu, kita diharapkan menjadi pihak yang netral dan pihak yang bisa melakukan pengamanan dengan baik," kata Tito.
Sebanyak 62 ribu aparat keamanan gabungan akan dikerahkan untuk mengamankan pilkada.
"Dengan kekuatan ini, di atas kertas kami sebetulnya bisa atasi problema yang mungkin akan terjadi. Kuncinya adalah kecepatan, kecepatan untuk amankan dan lokalisir jika ada masalah di TPS. Di TPS cepat selesaikan, jika tak mampu di-back up dari tingkat kecamatan, kalau kecamatan tak mampu di-back up oleh jenjang atas," kata Tito di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (18/4/2017).
Selain harus cepat mengendus potensi gangguan keamanan, Tito mengatakan Polri dan TNI harus tetap kompak.
"Kuncinya kecepatan kita lokalisir, mungkin saja da problema di lapangan antara pendukung paslon tapi selagi kita cepat tangani tak akan meluas dan tak akan besar. Jadi kunci utama adalah sinergitas dan kekompakan dari unsur TNI-Polri," kata dia.
Tito tidak khawatir dengan rencana aksi Al Maidah yang dilakukan dengan memobilisasi massa dari Jakarta dan luar Jakarta untuk mendatangi tempat-tempat pemungutan suara dengan alasan untuk mengantisipasi kecurangan.
Tito menegaskan bukan kali ini saja Polri dan TNI menghadapi situasi seperti itu.
"Dari pengalaman selama ini apapun sulitnya gerakan massa beberapa waktu lalu, demo cukup besar, saya pribadi melihatnya kunci keberhasilan utamanya adalah kekompakan dan sinergi terutama unsur TNI dan Polri," kata dia.
Yang lebih penting lagi, kata Tito, aparat Polri dan TNI harus netral.
"Kita tak memiliki hak pilih itu, kita diharapkan menjadi pihak yang netral dan pihak yang bisa melakukan pengamanan dengan baik," kata Tito.
Sebanyak 62 ribu aparat keamanan gabungan akan dikerahkan untuk mengamankan pilkada.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara