Suara.com - Sebuah kelompok yang menyebut dirinya sebagai batalyon Imam Shamil telah mengaku bertanggung jawab atas aksi bom metro di St. Petersburg, Rusia. Aksi tersebut telah menewaskan 16 orang.
Batalyon Imam Shamil mengatakan bahwa aksi bom tersebut dilakukan berdasarkan perintah dari Al Qaeda. Informasi ini dituturkan oleh kelompok pemantau SITE.
Klaim dari kelompok yang sedikit diketahui itu aslinya diterbitkan oleh kantor berita Mauritania, ANI, yang sering digunakan oleh kelompok pemberontak di Afrika utara dan barat untuk mengeluarkan pernyataan.
Pernyataan yang disiarkan oleh kelompok SITE pada Selasa (25/4/2/017), mengatakan bahwa pelaku bom serangan 3 April di kota terbesar kedua Rusia itu, Akbarzhon Jalilov, telah bertindak berdasarkan perintah dari pemimpin al Qaeda Ayman al-Zawahiri.
"Mengikuti perintah dari Sheikh Ayman al-Zawahiri ...Akbarzhon Jalilov, merupakan salah satu petempur di batalyon Imam Shamil, telah melakukan operasi serangan ... di Kota St. Petersburg, bersamaan dengan kunjungan sang kriminal (Presiden Rusia Vladimir Putin)," menurut pernyataan SITE.
Dikatakan bahwa serangan metro tersebut merupakan aksi balas dendam atas kekerasan Rusia terhadap negara-negara muslim, menyebut Suriah dan Libya serta Chechnya.
"Kepada pemerintah Rusia, yang rupanya belum mengambil pelajaran dari kekalahannya di Afghanistan, kami katakan bahwa operasi ini hanyalah permulaan, dan apa yang akan terjadi kemudian akan membuat anda melupakannya, semoga tuhan mengizinkan," demikian bunyi pernyataan itu, menyiratkan akan ada serangan-serangan yang bahkan lebih mematikan lagi terhadap Rusia di masa yang akan datang.
Pasukan Rusia telah melakukan campur tangan dalam konflik di Suriah dengan memberikan dukungan kepada Presiden Bashar al-Assad dan menargetkan petempur pemberontak yang menentang pemimpin Suriah itu. (Antara)
Baca Juga: Sempat Terkecoh, Polisi Tangkap Pelaku Ledakan Bom Dortmund
Berita Terkait
-
Dua Orang Simpatisan ISIS Ditembak Mati di Rusia
-
Was-was Korut Diserbu AS, Putin Kirim Alat Perang ke Perbatasan
-
Patung Misterius Berusia 23.000 Tahun Ini Mirip Kim Kardashian
-
Lama 'Perang Dingin', ISIS dan Al Qaeda Kini Ingin Bikin Aliansi
-
Media Pemerintah Rusia Sebut Trump Lebih Bahaya dari Kim Jong Un
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal