Suara.com - Lebih dari 2.600 karangan bunga memenuhi halaman Balai Kota sampai di pinggir Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Karangan bunga tersebut berisi ucapan terima kasih kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Wakil DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai karangan bunga tersebut merupakan bentuk ungkapan sayang dan apresiasi warga Jakarta.
"Ini ungkapan cinta dan apresiasi warga yang luar biasa jadi terima kasih," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).
Djarot menuturkan pemberian karangan bunga tersebut lebih baik dibandingkan melakukan aksi demo. Demo karangan bunga kata Djarot lebih baik karena menunjukkan tingkat kepuasan warga Jakarta kepada Ahok-Djarot yang sangat tinggi.
"Saya menyadari bahwa sebagian warga yang kecewa mungkin masih belum bisa menerima bahwa kemarin kita kalah suara, terus menyampaikan motivasi dalam bentuk bunga," kata dia.
Djarot menuturkan meski kalah di Pilkada DKI Jakarta, namun dirinya dan Ahok mendapat banyak dukungan dari masyarakat yang akan menjadi sejarah demokrasi di Indonesia.
"Tentu membuktikan bahwa nanti sejarah akan mencatat, yang kalah justru dianggap sebagai hero, sebagai pemenang," ucap Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu pun mencontohkan kekalahan Ahok-Djarot seperti kekalahan Belanda dengan Jerman Barat saat Piala Dunia pada tahun 1974. Meski kalah tetap dianggap pemenang oleh pendukungnya.
"Seperti tahun 1974 Jerman Barat melawan Belanda, pada saat Piala Dunia. Justru yang dikenal itu bukan Jerman Barat yang menjadi pemenang, tapi Belanda, kenapa? Karena dia melakukan revolusi sepakbola, Michels dan Johan Cruyff dengan menggunakan Total Football," katanya.
Baca Juga: Fadli Zon Tuding Karangan Bunga Ahok Pencitraan, Ini Kata PDI P
Maka dari itu, Djarot menuturkan bahwa kinerja yang dikenal masyarakat yakni keberanian, kejujuran dan kesungguhan dalam melayani warga Jakarta.
"Ini apresiasi dari warga ke Basuki-Djarot dan banyak di antara mereka yang datang ke sini menangis. Saya juga sampaikan kuatkanlah- kuatkanlah hati mereka warga masyarakat termasuk kita lah hati kami," ucap Djarot.
Ia menambahkan selain membesarkan dan menenangkan hati warga Jakarta, ia juga harus membesarkan hati dirinya dan keluarga.
"Kami juga harus membesarkan hati kami, juga membesarkan hati keluarga kami, termasuk juga membesarkan hati warga yang masih tidak percaya dan terus terang apresiasi ini bukan hanya ada di warga Jakarta, tapi seluruh Indonesia memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah kita kerjakan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden