Suara.com - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Untuk Kebhinekaan dan Supremasi Hukum menggelar aksi damai di depan gedung Mahkamah Agung RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2017). Mereka menuntut hakim yang menyidang Basuki Tjahaja Purnama menjaga independensi.
Aksi ini menyusul demonstrasi kelompok massa yang dipelopori GNPF MUI pada Jumat pekan lalu. Massa antiAhok itu mendesak hakim agar menjauhi hukuman seberat-beratnya kepada Ahok.
"Walaupun langit runtuh, hukum harus tetap tegak di bumi Indonesia. Jangan sampai ada intervensi terhadap keputusan-keputusan hakim dalam perkara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)," kata Urip Harianto, Koordinator Aksi dalam orasinya.
Massa yang tergabung dalam aksi ini dari berbagai elemen masyarakat yang peduli atas kebhinekaan. Menurut Urip, aksi ini bukan untuk membela Ahok, namun untuk menjaga keutuhan persatuan, kebhinekaan dan NKRI yang dicabik oleh sekelompok ormas untuk kepentingan politik tertentu.
"Aksi ini bukan untuk mendukung Ahok. Ahok itu terlalu kecil untuk dibawa ke masalah nasional, ini murni untuk menjaga kebhinekaan," ujar dia.
Maka dari itu, ia berharap majelis hakim mengambil keputusan dalam menangani perkara dugaan penodaan agama oleh Ahok secara adil tanpa dipengaruhi tekanan massa tertentu atau politik tertentu.
"Kami berharap hakim membuat putusan seadil-adilanya. Hakim jangan mengadili karena dipengaruhi tekanan massa besar," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional