Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi kinerja penyidik Kepolisian Polda Metro Jaya yang bekerja keras mengungkapkan siapa pelaku penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Apresiasi diberikan meski polisi yang menangani kasus tersebut sejak 11 April 2017 belum mampu mengungkapkan siapa pelakunya.
"Hari ini kita terima kedatangan Dirkrimum Polda ke KPK untuk sharing info dan sampaikan hasil penyelidikan selama 28 hari kerja. Saya patut apresiasi usaha yang sudah dilakukan demikian intensif," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/5/2017).
Agus berharap kerja keras polisi dapat segera terbayar. Artinya, pelaku yang terkait dengan kasus tersebut dapat diungkap ke publik.
"KPK tetap ingin kasus ini bisa di tuntaskan . Kita akan melakukan pertemuan regular. KPK akan selalu bantu sesuai kewenangannya. Saya pikir sebetulnya bayangannya sudah mulai jelas," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa polisi sudah melakukan berbagai upaya untuk menemukan pelakunya. Polisi kata dia menggunakan metode induktif dan deduktif, sehingga pencarian pelakukanya dilakukan dengan rinci.
"Kita jelaskan kepada pimpinan KPK dan staf, apa yang telah kita lakukan secara rinci. Dari awal kita gunakan dua metode dan hasilnya dapat info ada tiga orang yang berpotensi. Kita sudah temukan alibinya secara jam per jam hari itu, makan dimana, ke atm pun kita periksa," katanya.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa polisi sangat serius dalam menyelesaikan kasus tersebut. Dia berharap agar pelakunya dapat segera diketahui, sehingga tidak membebankan Polri.
"Polisi Polda Metro Jaya serius untuk mengungkap kasus ini. Semakin cepat lebih baik agar tidak ada beban, tidak ada hutang. Kita tentu terima kasih kepada KPK, jadi memudahkan informasi," kata Argo.
Baca Juga: Pimpinan DPR Libatkan Baleg Bentuk Pansus Hak Angket KPK
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
Terkini
-
Pilunya Kisah Orang Tua Tiara Korban Mutilasi Mojokerto, Jualan Sempol Demi Biayai Kuliah
-
Mahasiswa RI Athaya Helmi Meninggal di Wina Usai Dampingi Pejabat DPR hingga BI, PPI Tuntut Keadilan
-
Budi Arie Dicopot, Jhon Sitorus: Jokowi Kehilangan Satu Tangan
-
Denny Siregar Nilai Menkeu Baru Terlalu Percaya Diri: Mudah-mudahan Aja Nggak Hancur
-
Minta Maaf usai Sindir Tuntutan 17+8, Menkeu Purbaya: Kalau Kata Bu Sri Mulyani Gaya Saya Koboi!
-
KPK Sita Rumah ASN Kemenag Senilai Rp6,5 Miliar, Diduga Hasil Jual Beli Kuota Haji
-
Tolak Perubahan PAM Jaya Jadi PT, Warga Miskin Kota: Air Hak Asasi, Bukan Komoditas!
-
Dito Ariotedjo Lengser dari Menpora, Publik Minta Taufik Hidayat yang Naik, Bukan Raffi Ahmad!
-
Budi Arie Setiadi Diam-diam Unfollow Instagram Presiden Prabowo Subianto Usai Reshuffle Kabinet
-
Copot Budi Arie, Pengamat: Prabowo Tak Ingin Ulangi Rekor Korupsi Era Jokowi