Suara.com - Ini merupakan kali pertama di era Donald Trump. Magang di Gedung Putih menjadi salah satu hal yang membanggakan dan paling diminati di dunia politik.
Lowongan ini terbuka hanya untuk mereka yang baru lulus dan hal tersebut adalah impian banyak politisi pemula.
Sayang, meski ini merupakan posisi untuk magang tapi mereka yang menjalankannya tidak akan dibayar.
"Magang di Gedung Putih adalah posisi yang tidak dibayar. Pelamar dianjurkan untuk menghubungi institusi pendidikan dan organisasi nirlaba lainnya untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan. Setiap pendapatan dari luar, pendanaan atau bantuan perumahan yang diterima saat magang Gedung Putih harus mendapat persetujuan terlebih dahul," isi aturan untik magang tersebut.
Petugas magang akan diharapkan menghadiri acara demonstrasi, melakukan panggilan perbankan. Peserta magang yang tidak dibayar itu akan berlangsung selama tiga bulan.
"Program Magang Gedung Putih sangat kompetitif.
Pelamar dipilih berdasarkan komitmen mereka terhadap pelayanan publik, kepemimpinan di masyarakat dan komitmen terhadap Administrasi Trump," tuli iklan pekerjaan tersebut.
Program magang Gedung Putih telah melahirkan banyak karir politik di Washington DC. Alumni magang yang terkenal, termasuk Monica Lewinsky yang hampir menjatuhkan presiden Bill Clinton.
Program magang akan berjalan dari bulan September sampai Desember, Anda harus menjadi warga negara AS dan berusia di atas 18 tahun. Tawaran akan ditutup 16 Juni mendatang. [Metro]
Baca Juga: Bawa Paket Mencurigakan di Gedung Putih, Lelaki Ini Ditahan
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina