Personil Inafis dan Labfor Polri mengevakuasi jenazah dan potongan tubuh korban ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jaktim, (25/5) dini hari. Potongan tubuh dan satu jasad di atas motor dievakuasi untuk diidentifikasi. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Nugroho Agung Laksono merupakan satu dari sebelas korban selamat dari dua ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017), malam. Nugroho merupakan supir angkutan umum Kopaja 612.
Saat ini, dia masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, bersama sejumlah korban lainnya.
Ketika ditemui wartawan, dia menceritakan kesaksiannya.
"Saya terkena ledakan kedua. Ledakan pertama terjadi di samping toilet, persis, teroris ini ngincer polisi itu. Dari jam berapa saya turun naik kok banyak polisi, ah mau pawai kali pikir saya, makanya saya diam. Selang beberapa kemudian ada ledakan kedua, ledakan kedua orang panik semua, di dalam halte busway pada keluar," kata Agung di RS Polri Kramatjati, Jumat (26/5/2017).
Pandangan Agung menjadi tidak jelas setelah kena efek ledakan. Dia teringat yang ada di kapalanya ketika itu hanyalah harus bertahan untuk hidup.
"Mata nggak bisa melihat, kuping tidak bisa dengar, pikiran cuma lari, kuping sebelah kanan nggak dengar," lanjutnya.
Agung kemudian menceritakan kejadian setelah ledakan pertama. Ketika itu, dia berusaha menolong korban yang berjatuhan tak lama setelah kena ledakan.
Kemudian, dia kembali lagi untuk menolong anggota polisi yang sudah terkapar. Tapi, tiba-tiba, ledakan kedua terjadi dan mengenainya.
"Ledakan pertama keras, kalau saya, kan nggak ada pikiran mau meledak lagi. Saya lari cari angkot naikin korban, saya balik lagi lihat bapak polisi jadi korban, eh kena juga," kata dia.
Bom bunuh diri malam itu menyasar supir seperti Agung, kemudian mahasiswi seperti Jihan (19), juga anggota Polri.
Bom tersebut telah membuat lima orang meninggal (tiga anggota Polri dan dua terduga pelaku).
Pasca kejadian, Agung mengaku tidak trauma. Sebab, dia harus mencari nafkah untuk keluarga.
Saat ini, dia masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, bersama sejumlah korban lainnya.
Ketika ditemui wartawan, dia menceritakan kesaksiannya.
"Saya terkena ledakan kedua. Ledakan pertama terjadi di samping toilet, persis, teroris ini ngincer polisi itu. Dari jam berapa saya turun naik kok banyak polisi, ah mau pawai kali pikir saya, makanya saya diam. Selang beberapa kemudian ada ledakan kedua, ledakan kedua orang panik semua, di dalam halte busway pada keluar," kata Agung di RS Polri Kramatjati, Jumat (26/5/2017).
Pandangan Agung menjadi tidak jelas setelah kena efek ledakan. Dia teringat yang ada di kapalanya ketika itu hanyalah harus bertahan untuk hidup.
"Mata nggak bisa melihat, kuping tidak bisa dengar, pikiran cuma lari, kuping sebelah kanan nggak dengar," lanjutnya.
Agung kemudian menceritakan kejadian setelah ledakan pertama. Ketika itu, dia berusaha menolong korban yang berjatuhan tak lama setelah kena ledakan.
Kemudian, dia kembali lagi untuk menolong anggota polisi yang sudah terkapar. Tapi, tiba-tiba, ledakan kedua terjadi dan mengenainya.
"Ledakan pertama keras, kalau saya, kan nggak ada pikiran mau meledak lagi. Saya lari cari angkot naikin korban, saya balik lagi lihat bapak polisi jadi korban, eh kena juga," kata dia.
Bom bunuh diri malam itu menyasar supir seperti Agung, kemudian mahasiswi seperti Jihan (19), juga anggota Polri.
Bom tersebut telah membuat lima orang meninggal (tiga anggota Polri dan dua terduga pelaku).
Pasca kejadian, Agung mengaku tidak trauma. Sebab, dia harus mencari nafkah untuk keluarga.
Tag
Komentar
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
Tunda Kenaikan Tarif Parkir, DPRD Minta Pemprov DKI Benahi Kebocoran PAD Rp1,4 Triliun
-
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
-
Gerindra Tagih Pramono Anggaran Perbaikan SDN 01 Pulau Harapan: Jangan Cuma Janji!
-
Perti Dukung Penuh Kebangkitan PPP di Bawah Kepemimpinan Mardiono
-
KPK Buka Penyelidikan Baru, BPKH Klarifikasi Soal Layanan Kargo Haji
-
Siap Diperiksa Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Cs Yakin Tak Ditahan: Silfester Saja Masih Bebas!
-
Pulihkan Nama Baik, Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi Dua Guru Korban Kriminalisasi Asal Luwu Utara
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa