Suara.com - Anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan dari Komisi untuk Oran Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Puri Kencana Putri menilai adanya kecemasan dari Presiden Joko Widodo melihat situasi kebangsaan belakangan ini. Penilain Puri menyusul keinginan Jokowi agar TNI dilibatkan dalam RUU Anti Terorisme yang saat ini dibahasa di DPR.
"Kami (Kontras) punya posisi yang khas setelah Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Koordinator Polituk Hukum dan Keamanan, bapak Wiranto menekankan bahwa isu terorisme harus dilawan dengan keras. Beberapa hari ini kita semua mendengar kata-kata yang khas dari pemerintah. Ada kecemasan dari Presiden Jokowi ketika dia menggunakan kata gebuk," kata Puri di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2017) malam.
Kecemasan yang diungkapkan Jokowi melalui kata-kata kontroversial itu, direproduksi oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto dengan menggunakan kata-kata total dan keras dalam menyikapi tindak pidana terorisme.
"Kita ingin bilang melawan teroris harus sejalan dengan melawan praktek militerisme," ujar Puri.
Puri kemudian mengungkit rekam jejak Wiranto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan juga menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata 19 tahun yang lalu. Saat itu, Wiranto juga menawarkan konsep RUU penanggulangan keadaan bahaya, yang kemudian mendapat kritik keras dari masyarakat sipil, hingga berujung pada tewasnya sejumlah mahasiswa pada tragedi Semanggi II.
Pernyataan Jokowi yang ingin melibatkan TNI dalam RUU Anti Terorisme, dimanfaatkan lagi oleh Wiranto untuk merealisasikan misinya 19 tahun yang lalu.
"Ada siklus, ketika bapak Wiranto menafsirkan pesan Presiden Jokowi untuk mengembalikan lagi. Dia seakan menjadi seorang promotor, agar TNI masuk ke panggung penegakan hukum," tutur Puri.
Sebelum reformasi, kata Puri, Wiranto menggunakan tunggangan RUU Penanggulangan Bahaya yang isinya menempatkan ABRI sebagai elemen terdepan apabila keamanan dan keselamatan negara berada dalam ancaman.
"Hari ini cuma satu indikatornya, bom di kampung melayu. Tapi hari ini masih ada daerah di Sulteng, yaitu Poso yang masih diterapkan keadaan darurat keamanan setelah santoso tewas, dan mereka masih mengejar 9 orang lagi," ujar Puri.
Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Pelibatan Militer Masuk UU Anti Terorisme
Kata dia, komposisi Polisi-TNI cukup dinamis di Poso. Tapi tidak ada hasil evaluasinya.
"Camar Maleo, Tinombala I-II nggak ada. Hari ini dengan kata pendek, kata-kata Presiden Jokowi yang kemudian ditafsirkan oleh Wiranto, seakan, kontras bisa ingat bahwa pada 19 tahun lalu, RUU penanggulangan keadaan bahaya mau diminin lagi oleh Wiranto. Dia seakan-akan punya ukuran khusus tentang apa itu darurat, tentang apa itu bahaya dan tentang apa itu terorisme," kata Puri.
Puri menaruh curiga, jangan-jangan kelompok teroris yang meneror saat ini, justru negara itu sendiri.
"Karena menciptakan UU yang kemudian ada ruang trade offnya. Ada ruang perjuangan kepada warga negara. Kalau kita mau aman, tidak ada teror bom, ini harus merelakan HAM kita. Agar negara bisa dengan kuat, keras, main gebuk untuk kelompok yang hari ini diduga sebagai teroris," kata Puri.
"Kita harus hati-hati disitu, karena sempat diuji coba 19 tahun lalu. Sepertinya kita ingin memberikan cek kosong pada negara, bahwa kita takut pada teroris dan karena itu tidak mengapa UU teroris diperketat," tambah Puri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah