Suara.com - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengharapkan pada Kongres Kebudayaan Dayak Internasional yang dilaksanakan di Bengkayang dapat melahirkan poin dukungan masyarakat Dayak terhadap penolakan aliran radikal dan pernyataan bahwa Dayak harus berani menjadi benteng NKRI.
"Berilah dukungan ke pemerintah, viralkan juga hal yang bersifat positif terkait program pemerintah dan kegiatan lainnya yang mendukung kinerja pemerintah," kata Cornelis di Bengkayang, Minggu (4/6/2017).
Diharapkan juga agar ada kesepakatan bahwa masyarakat Dayak tidak lagi mengurus hal yang fundamental yang sudah final dan beri dukungan terhadap empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Cornelis yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis mengharapkan adanya keputusan yang dicapai pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang Kalbar, berupa Protokol Kebudayaan Dayak yang bisa ditindaklanjuti.
"Karena ini kongres kebudayaan, hendaknya fokus membahas kebudayaan (Dayak) dan harus ada kesimpulan untuk masyarakat Dayak kedepan, seperti Protokol Kebudayaan," katanya.
Menurut Cornelis, kongres yang fokus membahas mengenai kebudayaan Dayak itu diharapkan berpedoman pada apa dan bagaimana kebudayaan itu dibentuk, sejarahnya dan segala macam. Sehingga keputusan yang dicapai nantinya benar-benar berguna bagi masyarakat Dayak.
"Karena bulan Juli akan dilaksanakan Kongres Dayak Internasional yang akan memunculkan Protokol Dayak, cakupan bahasan bagaimana Dayak ke depan dari berbagai aspek," tuturnya.
Ditempat yang sama, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengharapkan agar Kongres ini bisa menghasilkan lokok pikiran yang menjadi dasar pembangunan identitas masyarakat Dayak dan Dayak semakin bisa menunjukan kiprahnya di dunia Internasional.
Ketua Sterring Commite, Masri Sareb Putra yang mewakili tim 7 sebagai konseptor Kongres mengatakan bahwa Kongres ini dasar pemikirannya untuk membicarakan masa bagaimana depan Dayak.
Baca Juga: Cerita Pendiri Produk Perawatan Tubuh Alami Ini Berdayakan Petani
Demikian juga Ketua Panitia Kongres, Bambang Bider menambahkan, melalui Kongres Internasional ini, orang Dayak harus menulis jati dirinya.
"Pada Kongres ini akan ada 52 pembicara dari berbagai negara dan disiplin ilmu serta pembahasan seperti dari Brunai Darussalam, Sabah, Sarawak, james T. Colin dari Amerika Serikat, untuk membahas mengenai Kebudayaan Dayak," kata Bambang. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga