Suara.com - Sejumlah Komisioner Komisi Nasional Has Asasi Manusia (Komnas HAM) mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menindaklanjuti kasus penyiraman air keras kepada salah satu penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Kejadian ini kurang lebih dua bulan lalu.
"Kebetulan kami akan ketemu KPK untuk menyandingkan data yang ada pada kami dan data di KPK," kata Komisioner Komnas HAM, Manajer Nasution di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/6/2017).
Menurut Manajer, kasus Novel selalu menjadi pertanyaan tersendiri bagi publik.
"Keluarga Novel meminta tim dari Komnas HAM bertemu dengan pimpinan KPK. Kita mau sandingkan data-data dari keluarga Novel ini sama data dan informasi yang ada pada KPK," ujar Manajer.
Kata dia, kasus yang menimpa Novel tidak dilihat sebagai masalah Novel sendiri, melainkan masalah juga bagi para pegiat antikorupsi.
"Dulu di Medan, di Makassar, di Madura ada yang dulu pernah mengalami hal yang sama, ada juga Tama (ICW) yang sempat dijanjikan akan dibantu. Kalau kasus ini nggak diselesaikan, akan membuat takut (pegiat antikorupsi)," tutur Manajer.
"Ini sudah 55 hari, kalau ini kasus biasa ini sudah selesai. Terorisme saja, kasus luar biasa begitu cepat diselesaikan. Paling cuma 3-4 hari pelakunya sudah ketemu. Komnas HAM melihat Novel ini adalah kasus luar biasa," kata Manajer.
Komnas HAM juga meminta kepada Kepolisian melaporkan perkembangan penyilidikan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan kepada publik.
"Pihak Kepolisian harus menyampaikan perkembangan dan proses report, supaya KPK dan publik, serta keluarga akan tahu perkembangan kasusnya," kata Komisioner Komnas HAM lain, Natalius Pigai.
Baca Juga: Keluarga Minta Polisi Berani Tangkap Penyerang Novel Baswedan
Menurut Natalius, agar Kepolisian mendapatkan kepercayaan dari publik, maka lembaga itu mestinya terbuka sejauhmana perkembangan kasus tersebut. Sebab, sudah 55 hari kejadian itu berlalu, Polisi belum juga menemukan pelakunya.
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM lainnya, Hafid Abas menilai bahwa kasus Novel merupakan ujian bagi bangsa Indonesia.
"Kalau ini tertunda (pengungkapan), masyarakat luas bisa ragu dengan lembaga ini (Polisi). Sebab kasus yang ditangani Novel bukan kasus biasa," kata Hafid.
Hafid berharap, Polisi dan KPK segera mengungkap kasus tersebut dan melaporkan secara terbuka kepada publik dan keluar Novel sendiri.
"Mudah-mudahan secepatnya. Kita ada pertemuan di KPK, bahwa proses ini tidak tertunda, dan dapat diterima oleh masyarakat luas," kata Hafid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres