Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyambangi KPK, di Jakarta Senin (19/6). [suara.com/Oke Atmaja]
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan sudah mengalami kemajuan pesat. Tim penyidik, katanya, baru saja menemukan saksi fakta yang mengetahui ciri-ciri orang yang diduga menyerang Novel.
"Sebelumnya kami sudah komunikasi dengan pimpinan KPK, yang intinya kami ingin bertemu membahas progress penyidikan kasus dugaan penganiayaan terhadap saudara Novel. Tadi tim menyampaikan bahwa sudah memeriksa 56 saksi dan ada progress penting bahwa ada saksi yang kita anggap melihat saat kejadian," kata Tito usai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2017).
Tito mengatakan saksi fakta tersebut akan sangat membantu Polri melacak pelaku.
"Ini sangat penting karena dia yang melihat,tapi kami tidak bisa menyebutkan namanya. Kita duga dia adalah saksi yang melihat tipelogi palaku-pelakunya, ciri-cirinya seperti apa, karakternya seperti apa," kata Tito.
Lebih jauh, Tito menyampaikan sejumlah cara yang dilakukan penyidik untuk melacak pelaku. Di antaranya, mempertemukan saksi dengan orang-orang yang dicurigai pelaku.
"Ada beberapa lagi hal penting lainnya seperti kita melakukan konfrontasi-konfrontasi antara orang yang dicurigai dengan saksi-saksi," kata Tito.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengapresiasi kinerja tim Polri. Dia berharap polisi segera mengungkap pelaku dan dalangnya.
"Progressnya cukup bagus dan kemudian kita melihat usaha dari teman-teman Polri sangat serius menangani kasus ini, bahkan dalam rapat itu sudah ditawarkan kalau KPK mau bergabung untuk memperkuat penyelidikan kasus ini," kata Agus.
Saat ini, Novel berada di rumah sakit Singapura untuk menjalani perawatan mata karena rusak akibat air keras. Sudah dua bulan, orang yang menyerangnya belum terungkap.
"Sebelumnya kami sudah komunikasi dengan pimpinan KPK, yang intinya kami ingin bertemu membahas progress penyidikan kasus dugaan penganiayaan terhadap saudara Novel. Tadi tim menyampaikan bahwa sudah memeriksa 56 saksi dan ada progress penting bahwa ada saksi yang kita anggap melihat saat kejadian," kata Tito usai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2017).
Tito mengatakan saksi fakta tersebut akan sangat membantu Polri melacak pelaku.
"Ini sangat penting karena dia yang melihat,tapi kami tidak bisa menyebutkan namanya. Kita duga dia adalah saksi yang melihat tipelogi palaku-pelakunya, ciri-cirinya seperti apa, karakternya seperti apa," kata Tito.
Lebih jauh, Tito menyampaikan sejumlah cara yang dilakukan penyidik untuk melacak pelaku. Di antaranya, mempertemukan saksi dengan orang-orang yang dicurigai pelaku.
"Ada beberapa lagi hal penting lainnya seperti kita melakukan konfrontasi-konfrontasi antara orang yang dicurigai dengan saksi-saksi," kata Tito.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengapresiasi kinerja tim Polri. Dia berharap polisi segera mengungkap pelaku dan dalangnya.
"Progressnya cukup bagus dan kemudian kita melihat usaha dari teman-teman Polri sangat serius menangani kasus ini, bahkan dalam rapat itu sudah ditawarkan kalau KPK mau bergabung untuk memperkuat penyelidikan kasus ini," kata Agus.
Saat ini, Novel berada di rumah sakit Singapura untuk menjalani perawatan mata karena rusak akibat air keras. Sudah dua bulan, orang yang menyerangnya belum terungkap.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
'Keramat', Nasib Sahroni hingga Uya Kuya Ditentukan di Sidang MKD Hari Ini, Bakal Dipecat?
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh