Suara.com - Tim Satuan Tugas Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan empat orang lainnya. Usai ditangkap dalam operasi tangkap tangan di Bengkulu, kelima orang teraebut dibawa ke KPK.
Kelima oramg tersebut sudah tiba di Gedung KPK. Dua orang tiba terlebih dahulu termasuk Gubernur Bengkulu pada pukul 16.35 WIB. Turun dari mobil di depan lobi Gedung KPK, Ridwan yang mengenakan kemeja putih dengan celana panjang hitam serta berpeci hitam tersebut tidak memberikan komentar sedikit pun.
Dengan muka masam, dia langsung masuk ke dalam gedung KPK, meski ditanya oleh wartawan.
Setelah kedua orang tersebut masuk, kemudian satu orang lagi menyusul. Lelaki yang diduga dari unsur swasta tersebut turun dari mobil dengan sedikit tersenyum. Namun, meski dipanggil dan ditanya oleh awak media, dia tidak menggubrisnya. Dia juga memilih untuk langsung masuk ke dalam gedung KPK dengan kawalan petugas KPK.
Tak lama berselang orang yang keempat juga menyusul. Lelaki yang berpakian T-shirt dan celana Jeans tersebut tidak memberikan komentar sedikit pun. Tak ada ekspresi yang terpancar dari raut mukanya.
Setelah empat orang masuk, kemudian baru datang Istri Gubernur Bengkulu Lily Martiani Maddari. Berjilbab hijau dengan baju batik, Lily tiba pada pukul 16.47 WIB.
Lily tampak malu ketika turun dari mobil sudah ditunggu oleh awak media. Untuk itu dia pun berusaha untuk menutupi wajahnya dengan jilbab yang dipakainya. Namun, usahanya gagal, karena dipegang oleh petugas KPK.
Setelah tiba di KPK kelima orang tersebut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut secara intensif selama kurang lebih 1×24 jam. Nantinya, setelah melakukan gelar perkara baru ditentukan siapa saja yang ditetapkan sebagai tersangka.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan bahwa penangkapan terhadap 5 orang tersebut terkait proyek di Bengkulu. Namun, dugaan suap tersebut belum bisa dipastikan terkait proyek apa.
Baca Juga: Salah Satu yang Ditangkap KPK di Bengkulu, Bendahara Parpol
"Kita belum bisa sebut spesifiknya proyek apa, karena proses pemeriksaan harus dilakukan terlebih dahulu, besok direncanakan kompers siapa yang jadi tersangka dan kemudian tindak lanjut penyidikannya," kata Febri di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2017).
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram