Suara.com - Nama besar Soekarno sebagai Proklamator Kemerdekaan sekaligus Presiden pertama RI sempat terkikis, bahkan dianggap pengkhianat bangsa. Itu terjadi ketika apa yang oleh ilmuwan sosial maupun sejarawan dinilai sebagai proyek “de-Soekarno-isasi” pada era Orde Baru.
Adanya stigma terhadap Bung Karno, turut dirasakan oleh sang putri, Megawati Soekarnoputri. Karenanya, dalam acara Peringatan Haul ke-47 Bung Karno di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/6/2017), Megawati kembali menegaskan ayahnya bukan seorang pengkhianat bangsa.
"Saya katakan secara tegas. Saya juga berani disumpah. Saya, Megawati Soekarnoputri, menegaskan bahwa ayah saya bukan seorang pengkhianat bangsa," tegas Megawati.
Sebenarnya, pernyataan tegas Megawati itu pernah ia ungkapkan ketika dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1993 silam.
Ia mengisahkan, pada tahun itu ia didaulat menjadi pembicara kundi di Sesko ABRI. Dalam acara itu, ia mempresentasikan pandangan-pandangan politik PDI.
Tatkala sudah menyelesaikan presentasinya, Mega kala itu mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal apa pun terkait PDI.
“Waktu itu saya katakan, kalau ada yang mau bertanya, silakan. Kalau tidak ada, tidak apa-apa, jangan dipaksakan. Ternyata ada satu perwira ABRI yang meminta izin bertanya,” tuturnya.
”Bolehkan saya bertanya kepada ibu? Bagaimana menurut pandangan ibu mengenai orang yang bernama Soekarno? Apakah dia seorang pengkhianat?” kata Megawati menirukan pertanyaan perwira tersebut.
Mega mengenang, dirinya kaget setelah mendengar pertanyaan perwira tersebut. Ia lantas bertanya kepada panitia apakah dibolehkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Baca Juga: Usai Lebaran, DJP Bisa Akses Informasi Keuangan WNI di Singapura
Setelah mendapat izin panitia, Megawati secara lantang mengatakan berani bersumpah bahwa dirinya persis tahu ayahnya bukanlah seorang pengkhianat bangsa.
"Setelah acaranya selesai, anak itu datang dan mengatakan ‘saya minta maaf kepada ibu’. Saya jawab, jangan meminta maaf kepada saya, tapi mintalah maaf kepada proklamator kamu, Bung Karno,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM