Suara.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Adib Khumaidi menjelaskan kronologis singkat kasus meninggalnya dokter anestesi bernama Stefanus Taofik di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Tangerang, Banten. Stefanus meninggal di saat bertugas jaga pada Selasa (27/6/2017).
Menurut informasi yang didapatkan Adib, saat itu Stefanus mendapatkan tugas on call atau posisi siap menjalankan tugas.
"Dia memang saat itu jaga on call. Jadi stand by di rumah sakit. Menunggu jika panggilan, baik dari ICU, untuk operasi, atau ada tindakan-tindakan yang sifatnya gawat darurat," kata Adib kepada Suara.com, Rabu (28/6/2017).
Adib menambahkan tugas on call bukan berarti dokter sepanjang waktu duduk di meja di ruang gawat darurat.
"Bukan begitu.Tetapi ada kamar istirahatnya, khusus dokter jaga," kata Adib.
Adib kemudian meluruskan informasi yang menyebutkan Stefanus meninggal gara-gara tugas jaga sampai lima hari berturut-turut. Menurut informasi yang dia dapatkan, ketika itu Stefanus mendapatkan tugas jaga 2 x 24 jam.
Adib kembali menekankan meskipun dokter ditugaskan jaga on call, bukan berarti 24 jam tak pernah ada waktu untuk istirahat.
"Yang jelas bukan berarti, berhari-hari di situ, 24 jam tak istirahat. Jangka 24 jam bukan berarti melek terus. Tidak begitu. Stand by saja. Siap-siap terima panggilan. Kalau tidak ada tindakan emergency atau nggak ada situasi gawat darurat, ya dia tunggu di ruang jaga," kata Adib.
"Tolong dibedakan, bukan seperti dokter UGD yang harus di meja UGD terus, bukan seperti itu," Adib menambahkan.
Sampai akhirnya muncul kabar itu. Kondisi dokter Stefanus diketahui setelah rumah sakit kedatangan pasien yang masuk kategori gawat.
Tetapi, dokter Stefanus tak muncul-muncul.
"Setelah itu dicek ke kamar jaga, ternyata dalam posisi tidur, setelah diperiksa ternyata sudah meninggal dunia," katanya.
Untuk mengetahui penyebab pasti Stefanus meninggal dunia, IDI masih menunggu pemeriksaan lebih obyektif dari otoritas terkait.
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice
-
Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso Ditahan KPK, Diduga Terima Duit Panas Jual Beli Gas
-
Asosiasi Sopir Logistik Curhat ke DPR: Jam Kerja Tak Manusiawi Bikin Penggunaan Doping dan Narkoba
-
Usai Muktamar Ricuh, Kubu Agus Suparmanto Ajak Mardiono Bergabung Demi Lolos Parlemen 2029