Kepala Panti Marsudi Putra Handayani Kementerian Sosial Neneng Heriyani dan Kepala Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi Suwarno [suara.com/Welly Hidayat]
Baca 10 detik
Sembilan pelaku perundungan (bullying) terhadap siswi SD Negeri Kebon Kacang, Jakarta Pusat, kelas VI, berinisial SW, menjalani pemeriksaan psikologi di Panti Marsudi Putra Handayani milik Kementerian Sosial.
"Saat ini, kesembilan anak sedang menjalani pemeriksaan psikolog," kata Kepala PSMP Handayani Neneng Hariyani, Jumat (21/7/2017).
Neneng menambahkan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah mereka trauma atau tidak.
"Kesehatan anak-anak dalam keadaan baik, begitupun dengan kesehatan psikisnya," kata dia.
Selama ini, sembilan bocah itu dihantui rasa ketakutan sejak perilaku bullying mereka jadi sorotan publik karena videonya viral di media sosial. Mereka takut nantinya tak lagi diterima di lingkungan masing-masing gara-gara perilaku tak terpuji itu.
"Ada rasa ketakutan juga, karena jadi kasus video viral, jadi masyarakat umum tahu, mereka takut masyarakat takut tidak menerima mereka kembali," katanya.
Proses hukum terhadap kesembilan anak diselesaikan secara diversi atau di luar pengadilan. Mereka kemudian dikirim ke panti untuk dibina mentalnya.
"Jadinya ya sudah di sini diamankan dulu diberikan pemahaman etika, moral, agama, biar mereka paham kalau mereka itu salah," kata dia.
Neneng mengimbau masyarakat, terutama keluarga, mendukung mereka kembali hidup normal setelah menjalani masa pembinaan.
"Anak-anak ini diharapkan disayang lagi," katanya.
Kasus bullying terhadap SW terjadi di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/7/2017). Pelaku dan korban merupakan teman satu geng bernama Brother Of Santay.
"Saat ini, kesembilan anak sedang menjalani pemeriksaan psikolog," kata Kepala PSMP Handayani Neneng Hariyani, Jumat (21/7/2017).
Neneng menambahkan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah mereka trauma atau tidak.
"Kesehatan anak-anak dalam keadaan baik, begitupun dengan kesehatan psikisnya," kata dia.
Selama ini, sembilan bocah itu dihantui rasa ketakutan sejak perilaku bullying mereka jadi sorotan publik karena videonya viral di media sosial. Mereka takut nantinya tak lagi diterima di lingkungan masing-masing gara-gara perilaku tak terpuji itu.
"Ada rasa ketakutan juga, karena jadi kasus video viral, jadi masyarakat umum tahu, mereka takut masyarakat takut tidak menerima mereka kembali," katanya.
Proses hukum terhadap kesembilan anak diselesaikan secara diversi atau di luar pengadilan. Mereka kemudian dikirim ke panti untuk dibina mentalnya.
"Jadinya ya sudah di sini diamankan dulu diberikan pemahaman etika, moral, agama, biar mereka paham kalau mereka itu salah," kata dia.
Neneng mengimbau masyarakat, terutama keluarga, mendukung mereka kembali hidup normal setelah menjalani masa pembinaan.
"Anak-anak ini diharapkan disayang lagi," katanya.
Kasus bullying terhadap SW terjadi di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/7/2017). Pelaku dan korban merupakan teman satu geng bernama Brother Of Santay.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
Di Balik Akun Anonim dan Ironi Perundungan di Ruang Digital
-
Mensos Gus Ipul: Sekolah Rakyat Harus Bebas dari Bullying dan Kekerasan!
-
Cinta Ditolak, Bocah SD Pukuli Adik Cewek Incarannya hingga Gegar Otak
-
124 Siswa Trauma Akibat Kematian Zara Qairina, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'