Suara.com - Presiden Donald Trump mendapat ‘kado’ mengejutkan dari dewan Senat Amerika Serikat. ’Kado’ tersebut adalah penolakan mayoritas anggota Senat terhadap usulan mencabut program jaminan kesehatan masyarakat atau beken disebut ’Obamacare’.
Padahal, seperti dilansir Los Angeles Times, Rabu (26/7/2017), pencabutan ‘Obamacare’ atau program yang diamanatkan Undang-undang Tahun 2010 tentang Layanan Kesehatan Terjangkau itu adalah target Trump sejak masa kampanye calon presiden tahun 2016.
Trump tampaknya bakal tambah sakit hati lantaran kegagalan rencananya itu disebabkan pengkhianatan sejumlah politikus Partai Republik.
Sebanyak tujuh anggota Senat asal Partai Republik yang notabene partai Trump, justru balik mendukung Senat dari Partai Demokrat untuk menentang pencabutan ‘Obamacare’.
Jika Obamacare dicabut, Kantor Bidang Anggaran Kongres yang non-partisan memperkirakan, sebanyak 32 juta warga Amerika Serikat tak memiliki lagi tunjangan kesehatan selama satu dekade mendatang.
”Situasi ini membuat saya frustrasi. Ini adalah kesalahan. Sangat mengecewakan kami dan rakyat yang ingin Obamacare dicabut,” tutur Ben Sasse, anggota Senat dari Partai Republik.
Pembahasan usul pencabutan Obamacare yang diajukan Partai Republik di Senat tersebut, sebenarnya langkah akhir Trump.
Sebab, Mei 2017, parlemen rendah AS sudah menyetujui usul pencabutan Obamacare yang diajukan fraksi Republik.
Baca Juga: Kisah Lelaki Kristen Berdoa di Antara Umat Muslim yang Salat
Perbedaan pendapat politikus Republik mengenai Obamacare ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Pada voting April 2017, UU itu gagal dicabut karena jumlah suara legislator Partai Republik yang setuju terhadap pencabutan itu berkurang.
Ternyata, Partai Republik tengah terpecah antara kubu ultra-konservatif dengan moderat.
Trump dan kaum Republikan AS benar-benar membenci aturan “Obamacare” tersebut, dan hendak menggantinya dengan UU baru yang dinamakan “America Helath Care Act”.
Padahal, banyak pihak yang tak setuju penggantian tersebut karena menilai UU baru usulan Republikan itu justru menyebabkan jutaan warga akan kehilangan jaminan asuransi kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
OTT KPK di Kalsel, Dua Orang Tiba di Gedung Merah Putih untuk Pemeriksaan Intensif
-
Bupati Bekasi Kena OTT KPK, Berikut 5 Fakta Penting Terkait Penangkapan Ade Kuswara Kunang
-
Polri Akan Terapkan Contraflow di Tol Favorit Selama Libur Nataru! Berikut Titik dan Jadwalnya
-
Pemprov DKI Hibahkan Gedung YLBHI, Pramono Anung: Akses Keadilan Warga Tidak Mampu
-
KPK Akui Tangkap Kajari dan Kasi Intel Kejari HSU Saat OTT di Kalsel, Langsung Dibawa ke Jakarta
-
Buntut Kereta Bandara Tabrak Avanza di Kalideres, Terjadi Penumpukan di Stasiun Rawa Buaya
-
Tabrakan di Kalideres: Avanza Dihantam Kereta Bandara, Penumpang Luka Parah
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil