Suara.com - Satuan Tugas Khusus gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya telah meringkus sebanyak 148 warga asal Cina yang diduga menjadi bagian sindikat kejahatan siber dalam sebuah penggerebekan di tiga lokasi yakni di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Mereka yang diringkus diduga beroperasi di Indonesia untuk memeras pejabat dan pengusaha di Cina.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan alasan para pelaku menjadikan Indonesia sebagai markas kejahatan penipuan itu karena menganggap letaknya strategis dan tak gampang terendus oleh aparat hukum.
"Kebetulan lokasi di Indonesia. Kenapa dipilih Indonesia? Jadi menurut informasi yang digali dari tersangka, di Indonesia mudah untuk bersembunyi. Karena lokasinya luas, geografisnya luas. Kalau di daerahnya sana, mudah teridentifikasi," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (31/7/2017).
Argo juga menyampaikan alasan mereka melancarkan aksi penipuan itu di Indonesia karena menganggap peraturan mengenai sistem internet service provider (ISP) tidak ketat.
"Para sindikat dari Cina memilih Indonesia sebagai negara tujuannya karena peraturan yang mengatur soal internet saat longgar," kata Argo.
Para pelaku dari sindikat ini, kata Argo masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan. Namun, saat dilakukan penggerebekan ratusan WNA itu tidak mengantongi paspor.
"Kami cek juga paspornya, kita belum menemukan. Jadi sampai saat ini dari kelompok di Bali, Surabaya, dan Jakarta yang sejumlah 153 orang belum mendapatkan paspor, yang ada hanya KTP Cina," kata dia.
Argo juga membeberkan modus operandi para pelaku. Mereka, kata Argo mendapat data-data pribadi calon korban dengan cara ilegal yakni melalui data dari nasabah-nasabah bank. Kebanyakan calon korbannya adalah pejabat Cina yang dianggap bermasalah dengan hukum.
"Tahap pertama dia memulai ilegal data. Jadi mereka mendapatkan data-data yang tidak semestinya, data-data pejabat Cina atau pengusaha bermasalah dengan hukum di sana," katanya.
Kemudian, kata Argo, para pelaku lalu memeras para korban dengan berpura-pura menjadi jaksa dan aparat polisi.
"Kemudian dari kelompok pelaku ini, menelpon bersangkutan yang bermasalah dan kemudian ketiga ada sendiri yang melakukan negosiasi. Mengaku sebagai jaksa atau polisi di sana, tentunya dengan adanya imbalan," kata Argo.
Terkait penangkapan ini, lanjut Argo polisi akan langsung bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM guna mendeportasi ratusan pelaku. Polisi, kata dia juga telah berkoordinasi dengan Kepolisian Cina agar kasus tersebut bisa diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku di Cina.
"Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi, dan kepolisian Cina juga. Jadi nanti, seperti apa proses tindak lanjutnya, apakah nanti akan dideportasi nanti akan diserahkan ke Dirjen Imigrasi," kata dia.
Berita Terkait
-
39 Persen Anak Muda Korban Scam, Tri Hadirkan Fitur Baru Berteknologi AI Anti-spam dan Scam
-
Kerugian Kejahatan Siber Diprediksi Capai USD 10,5 Triliun, Indonesia Bisa Apa?
-
Hanya 3 Bulan, Masyarakat Indonesia Jadi Korban Spam dan Scam Rugi hingga Hampir Rp 500 Miliar
-
Kejahatan Siber Semakin Senyap dan Cepat karena AI dan di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat
-
Mendominasi Kasus Siber, Kapolri Sebut Promensisko TPPU-TPPT bisa jadi 'Jurus Jitu' Perangi Judol
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Bareskrim Gelar Mediasi Selasa Depan: Lisa Mariana Siap Bertemu, Tapi Ridwan Kamil Bimbang
-
Muncul Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk': Suara Protes Pengguna Jalan Terhadap Sirene dan Strobo Ilegal
-
Geger Keluarga Cendana! Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya ke PTUN, Misteri Apa di Baliknya?
-
Link Isi Survei Lingkungan Belajar 2025 untuk Guru dan Kepala Sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
-
Ancang-ancang Prabowo: Komisi Reformasi Polri Bakal Dibentuk Bulan Depan, Dipimpin Ahmad Dofiri?
-
Hitung-Hitungan Total Gaji Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketum PSSI
-
Pengamat Politik Soroti Reshuffle Kabinet Prabowo: Akomodasi Politik Tak Terbantahkan?
-
Misteri Lenyapnya Irjen Krishna Murti dari Medsos, Buntut Isu Perselingkuhan dengan Kompol AP?
-
Sempat Dikira Hilang Usai Demo Ricuh, Eko Purnomo Ternyata Cari Nafkah Jadi Nelayan di Kalteng
-
Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?