Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyouno mengatakan prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang ekonomi bisa menjadi modal untuk kembali terpilih kembali jika mencalonkan diri dalam Pemilu 2019.
"Melihat prestasi Joko Widodo yang bakal meraih kesuksesan sepertinya bukan tidak mungkin Joko Widodo akan terpilih kembali jika mencalonkan kembali sebagai Capres 2019," kata Arief dihubungi suara.com, Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Hal itu dia katakan setelah mencatat kerja Jokowi selama 3 tahun ini menunjukan kemajuan yang nyata. Pertama soal inflasi yang dapat ditangani dan tidak ada tanda krisis perbankan. Padahal, sejumlah negara sedang mengalami krisis keuangan dan pelemahan ekonomi.
Kemudian, di era Presiden Jokowi, sektor pertanian mengalami peningkatan yang lebih baik. Dia membandingkan tiga tahun kerja Jokowi dengan sepuluh tahun kerja Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, tiga tahun Jokowi lebih baik dari pada sepuluh tahun pemerintahan SBY.
Arief juga mencatat soal harga suplai logistik. Harga sembako saat ini, kata Arief, dapat dijangkau oleh seluruh ekonomi masyarakat. Presiden Jokowi, tambahnya, juga berhasil melakukan penurunan dwelling time dan melakukan pemberantasan pungli yang menjadi beban biaya ekonomi tinggi selama ini.
Menyoal sarana dan prasarana serta infrastruktur, Arief menilai Presiden Jokowi sangat konsisiten Untuk melakukan pemerataan pembangunan diluar Pulau Jawa. Hal ini, sambungnya, memacu pertumbuhan ekonomi tetap bisa tumbuh diatas 5 persen sekalipun harga harga komoditi eksport Indonesia.
Lalu, soal penanganan utang negara, Arief menganggap pemerintah disiplin dalam penggunaanya. Sehingga, penggunaan utang menjadi lebih efisien dan nyata.
Arief juga memuji pengelolaan BUMN diera Joko Widodo yang makin transparan. Hal ini yang kemudian membuat proyek BUM sulit dijadikan bahan bancakan untuk politisi di Senayan.
Terakhir, kata Arief, Hal yang sangat mengejutkan adalah kinerja Pasar saham di era Jokowi mengalami kinerja yang luar biasa. Bahkan, IHSG tembus pada kisaran Rp5.000 per lembar saham. Arief menyebut, ini bukti paling konkrit kalau perekonomian nasional makin kinclong.
Arief saat ini sedang bermasalah hukum. Dia dilaporkan organisasi sayap PDI Perjuangan atas pernyataannya, yaitu menyamakan PDI Perjuangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lalu, apakah pernyataan Arief soal pujian untuk Jokowi ini adalah upaya lobi untuk masalah hukumnya?
Baca Juga: Bank DBS Ajak Kaum Muda Beropini Tentang Ekonomi Digital
"Bukan karena ada tujuan apapun. Karena ini memang benar, seorang rakyat memang biasanya memilih calon presiden berdasarkan masalah ekonomi. Masyarakat nggak mau tau ideologinya apa. Yang penting rakyat sejahtera, harga terjangkau, jalan sudah bagus," kata Arief.
"Jadi saya kalau memang benar ya bilang benar. Kalau salah ya bilang salah. Kalau soal Perppu itu salah. Kalau soal ekonomi itu benar," tuturnya.
"Jadi, ngga ada (hubungannya dengan kasus hukum saya. Emangnya saya salah? Saya hadepin semua masalah. Saya sudah biasa dipanggil," tambah dia.
Menurutnya, pernyataan ini adalah ungkapan kejujurannya. Ini pula yang kata Arief diperintahkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Nah ini, pak prabowo mengajarkan keujujuran. Dia bilang jangan mengkritik tanpa fakta. Kalau itu bagus katakan bagus. Ingat debat presiden (periode lalu)? Pak Prabowo puji Pak Jokowi. Pak Prabowo berpikir untuk bangsa bukan pribadi. Jadi nggak ada masalah," ujar dia.
Kendati demikian, Arief menegaskan dirinya tetap loyal terhadap Partai Gerindra. Pernyataan Arief kali ini bukan merupakan sinyalemen dia akan pindah ke PDI Perjuanan. Arief pun mengaku punya strategi khusus untuk mengalahkan Jokowi di Pemilu 2019 nanti.
"Kalau ke PDI Perjuangan nggak deh. Saya tetap Gerindra dan dukung Prabowo jadi capres. Dan saya punya strategi untuk kalahkan Jokowi. Strateginya apa? Jangan sekarang saya ungkap," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis