Suara.com - LSM hak asasi manusia, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mempertanyakan penanganan kasus penyiraman air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan pada 11 April 2017 lalu.
Wakil Koordinator Bidang Strategi dan Mobilisasi Kontras Puri Kencana Putri mengatakan lebih dari 100 hari pascapenyerangan Novel polisi belum bisa menangkap pelaku.
"Ini sudah dua minggu pasca (Kapolri) Tito Karnavian dipanggil Presiden ke Istana. Apa cuma sketsa doang?" ujar Puri saat menggelar konferensi pers bertajuk 'Membaca Kembali Arah Reformasi Polri di kantor KontraS', Jalan Kramat II/7, Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).
Menurut Puri, kasus Novel membuat Korps Bhayangkara tersandera. Sebab, polisi bisa saja tidak mendapat kepercayaan masyarakat kalau tidak mampu menuntaskan kasus Nevel.
"Kalau dia tidak sebut nama (pelaku), kita meradang. Tapi kalau dia sebut nama, di dalam (kepolisan) hancur," kata Puri.
Kemudian, Puri juga meminta Presiden Joko Widodo untuk mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas kasus Novel. Mengingat, Novel bukan kali ini saja mendapat teror.
"Itu menunjukan publik tidak puas kalau kasus tidak segera diusut, publik masih melihat profesionalitas (polri) itu masih rendah modernitas masih minim," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, staf penelitian dan advokasi Kontras Ananto Setiawan menilai belum ada titik terang penanganan kasus Novel oleh kepolisian.
"Yang menyiram saja belum ketahuan apalagi yang menyuruh untuk menyiram Novel dengan air keras," kata Ananto.
Baca Juga: Ada Saksi Kunci di Pra Rekonstruksi Kasus Novel
Ananto menyinggung tindak lanjut polisi setelah merilis sketsa terduga pelaku penyiraman Novel. Menurutnya, hingga kini belum ada kejelasan siapa nama pelaku penyerangan.
"Ini membuktikan serangan ini pelemahan untuk KPK dalam menangani penyelidikan kasus sekandal korupsi yang melibatkan figur jenderal penting Korps Bhayangkara," ucap Ananto.
"(Lambatnya penanganan) kasus ini sebenarnya menjadi puncak kekecewan masyarakat, ketidakpercayan masyarakat sipil pada kinerja polisi hari ini. Kita tahu nggak mungkin Novel diserang air keras tanpa ada bayang-bayang kasus dibelakangnya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba
-
Nyaris 7.000 Siswa Keracunan, Cak Imin Janji Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis