Suara.com - Jayadi (37) pelaku pencurian rumah kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, dengan modus menjadi petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditangkap polisi. Jayadi ditembak kakinya di Pulogebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/8/2017).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Bismo Teguh menceritakan kronologi saat Jayadi bersama rekannya yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), mendatangi rumah di kawasan Cilandak.
"Itu dia dengan cara agar korban yakin juga membawa surat dan brosur berlogo PLN. Dia mengaku mau mengecek peralatan listrik yang ada di rumah, seperti meteran," kata Bismo di Polres Jakarta Selatan, Kamis (10/8/2017).
Bismo menambahkan Jayadi dan rekannya juga sudah mengincar rumah - rumah yang dalam kondisi sepi. Mereka juga hanya mengacak memilih rumah yang menjadi tempat aksi mereka.
"Ini mereka secara random. Mereka juga ada perannya di situ, Jay berperan sebagai pengalih perhatian, dia yang berkomunikasi dengan pembantu korban, yang DPO masuk ke dalam rumah menjarah semua barang elektronik korban," ujar Bismo.
Menurut Bismo dari hasil introgasi Jayadi baru pertama kali melakukan pencurian. Sementara rekannya yang DPO, sudah residivis dan pernah masuk penjara.
"Yang DPO itu dia residivis kasus pencurian. Dia pula yang menjual hasil pencuriannya itu. Untuk Jayadi kami tembak kakinya karena berusaha kabur," ujar Bismo.
Bismo menyampaikan kepada masyarakat untuk waspada bila rumah kedatangan tamu yang mengaku orang dari petugas PLN bila tidak memiliki tanda pengenal resmi atau surat tugas.
"Kalau ada tamu datang mengaku petugas PLN itu harus cek legalitasnya. Karena biasanya petugas itu didampingi petugas lainnya dan surat tugas," ujar Bismo.
Baca Juga: Nyali Besar, Pedagang Nasi Goreng Gagalkan Perampokan Bersenjata
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya Jayadi dijerat pasal 363 KUHP pencurian dengan pemberatan dengan ancaman kurungan penjara selama 7 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi