Suara.com - Rumah gedong di kawasan Percetakan Negara, Jakarta Timur menjadi tempat tidur sementara Dina Papilaya. Di depan rumah bertingkat 2 lantai itu ada pang besi bertuliskan 'Rumah Singgah' milik Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.
Perempuan 36 tahun itu tidak sedang tamasya di Ibu Kota, dia sedang mengurusi orang sakit. Rumah Singgah itu menjadi tempat sementara warga ber-KTP Bangka Tengah untuk tinggal. Salah satunya untuk yang tengah berobat di Jakarta dan tidak mampu mennyewa tempat tinggal di Ibu Kota.
Dina pertama kali menempati rumah singgah itu pada 2012. Dia datang ke Jakarta bersama suami dan putranya untuk berobat. Saat itu putranya menderita penyempitan katup jantung di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Anaknya meninggal pada 2015 pasca menjalankan operasi.
Tak menyangka, Dina kembali menempati rumah singgah itu karena suaminya mengalami penyumbatan pembuluh darah di otak (epilepsi post stroke).
"Jadi sekarang saya dicoba lagi sama Allah lewat suami saya yang sakit," ujar Dina kepada Suara.com di Rumah Singgah, Jalan Percetakan Negara, Gang DPS, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2017).
"Kata dokter ada cairan kepalanya, jadi kalau depresi dia suka kejang-kejang, jadi dibawa ke sini. Jadi setiap tahun harus kontrol," kata dia.
Dari Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah, suaminya dirujuk ke Rumah Sakit Tarakan. Sebab peralatan untuk mengobati suaminya di RSUD itu tidak lengkap.
"Seharusnya di bawa ke Palembang dulu, tapi kalau ke Palembang kita nanti ngontrak, jadi akhirnya kita tinggal di Rumah Singgah," kata dia.
Dina dan suaminya tidak dipungut biaya selama tinggal di rumah singgah itu. Sebelum tahu ada rumah singgah, Dina pernah mengontrak di sekitar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Dia harus membayar uag sewa Rp1 juta.
Orang Pertama di Rumah Singgah
Dina adalah orang pertama yang menetap di Rumah Singgah pada 2012. Ketika itu cuma ada tiga pasien yang tinggal.
"Kita yang paling pertama, dulu cuma ada tiga pasien. Waktu 2012, saya berobat anak saya, dan saya 2017 kesini lagi untuk suami saya berobat," kata Dina.
Nantinya suami Dina akan dilakukan tindakan MRI untuk mengecek kondisi saraf. MRI atau Magnetic Resonance Imaging, CT Scan atau Rontgen adalah alat pemindai yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Alat tersebut digunakan untuk memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan dan sistem rangka tubuh secara jelas, tujuanya adalah membantu spesialis kesehatan atau dokter melakukan diagnosis berbagai kondisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?