Mantan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung menilai Front Pembela Islam tidak perlu mengirimkan laskar untuk jihad ke Myanmar.
"Untuk datang ke sana langsung saya pikir tidak perlu," kata Akbar di Hotel Sultan, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).
Menurut Akbar solidaritas terhadap etnis Rohingya yang menjadi korban konflik dapat ditempuh dengan berbagai cara, membantu dengan mengirimkan bahan makanan, misalnya.
"Ada berbagai macam kita mengekspresikan sikap solidaritas. Sekarang kita merespon berkaitan dengan kemanusiaan Ikut membantu kesulitan mereka. Kita bantu kesulitan segi apa ? makanan, kesehatan, kebutuhan sehari - hari. Itu bisa dilakukan dengan memobilisasi memberikan dukungan untuk itu," ujar Akbar.
Akbar mengatakan biarlah penciptaan perdamaian di Myanmar menjadi tanggungjawab pemerintah. Saat ini, pemerintah Indonesia sudah mengirimkan utusan untuk membantu membangun perdamaian di negara tersebut.
"Ya, nggak perlu (laskar ke Myanmar). Kita percayakan sepenuhnya kepada pemerintah kepada negara. Dampaknya akan lebih di apresiasi," ujar Akbar.
Akbar mengapresiasi langkah pemerintah turut terlibat menangani krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.
"Kita semua tentunya prihatin atas kejadian yang dialami oleh masyarakat Rohingya. Karena itu kita berikan dukungan penuh terhadap langkah - langkah pemerintah yang betul - betul mengambil inisiatif memperlihatkan kepekaan kita terhadap kesulitan yang dihadapi oleh rakyat Rohingya yang bersifat kemanusiaan," kata Akbar.
Akbar mengatakan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelum berangkat ke Myanmar, terlebih dahulu bertemu dengan para tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk mendapatkan masukan dalam mengatasi permasalahan etnis Rohingya.
"Waktu itu saya juga diminta untuk memberikan masukan dan pendapat. Tokoh - tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Langkah yang diambil bu menteri patut kita berikan apresiasi. Memperlihatkan negara Indonesia ini betul - betul menghormati nilai - nilai kemanusiaan," ujar Akbar.
Akbar berharap pertemuan Menteri Luar Negeri Retno dan pemerintah Myanmar dapat menghentikan semua tindakan kekerasan.
"Kami menghendaki warga Rohingya betul - betul dilakukan sebagai manusia. Jangan tidak dianggap sebagai manusia," ujar Akbar.
"Untuk datang ke sana langsung saya pikir tidak perlu," kata Akbar di Hotel Sultan, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).
Menurut Akbar solidaritas terhadap etnis Rohingya yang menjadi korban konflik dapat ditempuh dengan berbagai cara, membantu dengan mengirimkan bahan makanan, misalnya.
"Ada berbagai macam kita mengekspresikan sikap solidaritas. Sekarang kita merespon berkaitan dengan kemanusiaan Ikut membantu kesulitan mereka. Kita bantu kesulitan segi apa ? makanan, kesehatan, kebutuhan sehari - hari. Itu bisa dilakukan dengan memobilisasi memberikan dukungan untuk itu," ujar Akbar.
Akbar mengatakan biarlah penciptaan perdamaian di Myanmar menjadi tanggungjawab pemerintah. Saat ini, pemerintah Indonesia sudah mengirimkan utusan untuk membantu membangun perdamaian di negara tersebut.
"Ya, nggak perlu (laskar ke Myanmar). Kita percayakan sepenuhnya kepada pemerintah kepada negara. Dampaknya akan lebih di apresiasi," ujar Akbar.
Akbar mengapresiasi langkah pemerintah turut terlibat menangani krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.
"Kita semua tentunya prihatin atas kejadian yang dialami oleh masyarakat Rohingya. Karena itu kita berikan dukungan penuh terhadap langkah - langkah pemerintah yang betul - betul mengambil inisiatif memperlihatkan kepekaan kita terhadap kesulitan yang dihadapi oleh rakyat Rohingya yang bersifat kemanusiaan," kata Akbar.
Akbar mengatakan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelum berangkat ke Myanmar, terlebih dahulu bertemu dengan para tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk mendapatkan masukan dalam mengatasi permasalahan etnis Rohingya.
"Waktu itu saya juga diminta untuk memberikan masukan dan pendapat. Tokoh - tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Langkah yang diambil bu menteri patut kita berikan apresiasi. Memperlihatkan negara Indonesia ini betul - betul menghormati nilai - nilai kemanusiaan," ujar Akbar.
Akbar berharap pertemuan Menteri Luar Negeri Retno dan pemerintah Myanmar dapat menghentikan semua tindakan kekerasan.
"Kami menghendaki warga Rohingya betul - betul dilakukan sebagai manusia. Jangan tidak dianggap sebagai manusia," ujar Akbar.
Komentar
Berita Terkait
-
Kenapa FPI Dibubarkan? Kini Pecah Bentrok dengan PWI-LS Saat Habib Rizieq Ceramah di Pemalang
-
Di Balik Jeruji Besi: Nasib Tragis Ratusan Pengungsi Rohingya di Penjara Bangladesh
-
Ini Alasan Warga Aceh Tidak Ingin Menerima Pengungsi Rohingya
-
Puluhan Pengungsi Etnis Rohingya Dipindahkan dari Gedung PMI ke Kantor Bupati Aceh Barat, Mengapa?
-
Masa Depan Pengungsi Rohingya di Tanah Rencong, Sempat Ditolak Dua Kali Warga
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana