Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa kemungkinan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak mendapatkan laporan yang valid dari asistennya mengenai pengadaan senjata institusi lain. Hal ini ia sampaikan menanggapi polemik pernyataan Panglima TNI beberapa waktu lalu yang menyebutkan ada sebuah lembaga pengadaan 5.000 senjata dengan mencatut nama Presiden.
Dia menjelaskan, tak ada pengadaan senjata sebanyak 5.000, namun cuma 500 senjata dari Badan Intelijen Negara yang telah melalui persetujuan Kementerian Pertahanan.
"Ini kan sudah ada, mungkin tidak dilaporkan saja sama asisten Panglima. Ini kan dari BIN, bukan 5.000, tapi 521 pucuk dan pelurunya 720.750 butir," kata Ryamizard di kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Terkait Polri yang pernah ke Cina untuk melihat senjata dengan kaliber besar ia tak menanggapi. Namun, kata dia, jika Polri membeli senjata dari luar pasti melalui persetujuan Menteri Pertahanan karena ketentuan hukumnya begitu.
"Membeli, menjual (senjata) harus izin Menhan. Pasti dia akan izin, itu kan Undang-undang. Pasti Tito (Kapolri) kalau dia mau beli senjata pasti ngasih tahu," ujar dia.
Menurutnya pernyataan Panglima TNI soal pengadaan 5.000 senjata yang jadi polemik itu karena miskomunikasi antar lembaga. Dalam waktu dekat dia juga akan melakukan pertemuan dengan Panglima TNI untuk evaluasi.
"Pasti, dengan adanya ini (polemik) kami selesaikan. Saya ini orang netral, nggak ada blok-blok. Tidak ada saya benci dengan TNI, juga tak ada saya benci dengan Polisi. Kalau saya benci Polisi, saya benci Tentara berarti saya bukan Menhan," ujar dia.
Dia menilai, kekeliruan Panglima TNI merupakan hal yang wajar dan dimaklumi. Namun ia juga meminta agar Panglima TNI maupun pimpinan lembaga lain juga siap untuk dikoreksi.
"Semua manusia siapa yang tak pernah keliru, kita makluumi saja asal ke depan tidak ada lagi. Saya juga pernah keliru, sama perwira-perwira saya juga dikoreksi. Bapak harusnya begini, oh iya, saya siap dikoreksi sama staf saya. Saya tahu mereka saya saya, tidak mejelek-jelek kan saya," kata dia.
Baca Juga: Menhan Malas Tanggapi Pengadaan 5.000 Senjata oleh Non Militer
Dia menambahkan, polemik tersebut disebabkan karena kurang lengkapnya laporan yang diterima Panglima TNI dari stafnya.
"Bukan keliru, mungkin dari stafnya (Panglima TNI) kurang masukkan atau apa begitu. Karena seperti saya sangat tergantung pada asisten saya. Makanya staf saya ada empat orang yang saya rekrut hanya untuk baca surat setiap hari, itu betul apa nggak. Jangan sampai salah, saya gantung kamu. Saya tidak mau salah. Jadi dulu juga pernah menteri ada kesalahan karena bawahnya salah, menterinya nggak ngecek lagi," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya