Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berharap Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober kemarin, menjadi momentum introspeksi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Khususnya, dalam menjaga komitmen kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan upaya pecah belah bangsa.
"Bahwa siapapun kelompok manapun yang mencoba mengknianati pancasila, yang mencoba mengganti pancasila, itu pasti dilawan oleh rakyat Indonesia," ujar Djarot seusai menjadi IRUP Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Eks IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Kata Djarot, selama 72 Indonesia merdeka, bermacam peristiwa pelik harus dihadapi bangsa Indonesia. Diantaranya terkait upaya mengganti ideologi Pancasila, seperti Gerakan 30 September atau G30S/PKI, dan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
"Kemudian ada pemberontakan Permesta, belum lagi agresi militer Belanda," kata Djarot.
"Ini semua harus menjadi bagian instrospeksi kita untuk semakin kokoh dan menguatkan kita bahwa Pancasila adalah ideologi negara, tidak boleh diubah, tidak boleh diutak-atik, tetapi harus dilaksanakan," Djarot menambahkan.
Mantan wali kota Blitar ini melanjutkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bangsa Indonesia. Salah satunya menyelesaikan masalah kemiskinan di Tanah Air.
"Bagaimana kita semua bisa melaksanakan nilai Pancasila itu dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ketidakadilan itu harus dituntaskan," kata Djarot.
Ke depannya, ia meminta seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan tidak saling menyalahkan, serta curiga-mencurigai.
Baca Juga: Pembunuhan Kakak Kim Jong Un, Siti Aisyah Mengaku Tak Bersalah
Menurutnya, negara lain sudah berkembang maju, sedangkan Indonesia masih terus berpolemik antar sesama anak bangsa.
"Negara tetangga kita yang lain itu sudah lari kencang, masa kita diributkan (terus) di urusan internal saja, sesama anak bangsa," kata dia.
Berita Terkait
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Saat Generasi Z Lebih Kenal Algoritma daripada Sila-sila Pancasila
-
Dari Gundih Hingga Tambakrejo, Keberhasilan Kampung Pancasila Surabaya Tuai Apresiasi Nasional
-
Megawati Tawarkan Pancasila Jadi Etika Global Baru: Dunia Butuh Moralitas, Bukan Dominasi Baru
-
Pegawai Melimpah, Kinerja Seret: Potret Ironi Birokrasi Kita
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf