Suara.com - Komisi Pemilihan Umum tidak mengharuskan menteri untuk mundur dari jabatan jika ingin maju pada Pilkada 2018. Sebab tidak ada peraturan yang mewajibkan hal itu.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengatakan harusnya Presiden Joko Widodo tegas soal ini. Sebab, persoalannya bukan ada atau tidak ada peraturan, melainkan soal kredibilitas kabinet yang ia pimpin.
"Pak Jokowi harus mengumpulkan menteri-menterinya. Ini kan sudah mulai ramai. Nanti orang mulai bilang ini konflik of interest," kata Fahri di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Fahri mengatakan jika tidak mundur dari jabatan sebagai menteri, calon kepala daerah bisa saja manfaatkan kewenangan sebagai menteri untuk pemenangan dirinya.
"Menteri itu kan punya kewenangan besar kan. Dia bisa dengan anggaran yang dia punya memperkaya tempat dia mau maju. Dia bisa memobilisasi dana pusat ke tempat dia mau maju. Dia menggerakkan departemen atau dinas tekhnis di tempat dia mau maju. Jangan dong," ujar Fahri.
Hal ini yang semestinya diantisipasi oleh Presiden. Bukan membiarkan para menterinya maju sebagai calon kepala daerah, apalagi mengaharap keuntungan dari itu semua.
"Saya dengar sih malah Pak Jokowi ikut mendukung menteri-menteri itu untuk jangkar 2019. Ya nggak apa-apa, itu sehat-sehat saja. Tapi kan harusnya presiden menjaga. Jangan sampai orang-orang mengatakan ini menteri-menteri disuruh menang agar mendukung Pak Jokowi nanti. Ini harus dijaga Pak presiden," tutur Fahri.
"Karena isunya akan ke sana. Saya baru dapat kabar katanya di Jawa Timur. Saya dapat kabar ada yang dimobilisir Presiden atau partai-partai pendukungnya," tambah Fahri.
Baca Juga: Banyak Izin Minimarket Keluar Menjelang dan Setelah Pilkada
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan