Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjalin kerjasama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, untuk mengusut kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (KTP-el) tahun 2011-2012.
Termutakhir, KPK fokus menelisik keterangan saksi kunci kasus itu, Johannes Marliem, yang pernah menyebut dirinya memberikan jam tangan kepada Ketua DPR RI Setya Novanto. Marliem sendiri sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu diduga bunuh diri.
"Informasi rinci (soal jam tangan) belum bisa kami bagikan ke publik, karena ada sejumlah informasi yang sifatnya teknis penyidikan. Tetapi benar KPK bekerja sama dengan otoritas di beberapa negara,” kata juru bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2017).
Khusus di AS, kata dia, KPK bekerja sama dengan FBI untuk mencari dan mengumpulkan bukti mengenai kasus KTP-el.
Tidak hanya persoalan hadiah jam tangan untuk Setnov, Febri menuturkan kerja sama dengan FBI juga dilakukan untuk menelisik indikasi aliran uang dari Marliem kepada pejabat-pejabat lainnya.
"Ada indikasi aliran dana kepada sejumlah pejabat di Indonesia yang sudah terungkap juga di proses persidangan Johannes Marliem di AS,” ungkapnya.
Johanes Marliem yang disebut dalam dakwaan Irman dan Sugiharto adalah, penyedia Automated Finger Print Identification System (AFIS) merek L-1 dalam proyek KTP elektronik. KPK mengakui sempat memeriksa Johanes Marliem di Singapura.
Kekinian, meski Marliem sudah tewas, kasusnya terkait dugaan tindak pidana pencucian uang sedang berjalan di pengadilan AS.
Baca Juga: KPK Belum Mau Keluarkan Sprindik Baru untuk Setya Novanto
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara