Suara.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa mengatakan selama tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah banyak pencapaian dalam bidang kesejahteraan masyarakat.
Salah satunya pencapaian program penyaluran bantuan sosial non tunai. Khofifah mengatakan program ini efektif untuk meminimalisir penyimpangan dalam penyaluran bantuan sosial.
“Kenapa dilakukan non tunai, ini bertujuan untuk mencapai ekonomi pemerataan. Maka dari itu program penyarulan bantun sosial secara non tunai kami lakukan di 2016,” kata Khofifah di kantor staf kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2017).
Selain tepat sasaran, kata Khofifah, perubahan skema penyaluran membuat masyarakat menjadi mengerti perbankan. Pasalnya, Kartu Keluarga Sejahtera memanfaatkan jaringan perbankan milik Himpunan Bank Negara.
“Masyarakat juga jadi melek perbankan dan membantu dalam meningkatkan literasi keuangan,” katanya.
Menurut data Bank Indonesia pada tahun 2017 tingkat inklusi keuangan di Indonesia mencapai 50-60 persen. Angka tersebut berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan koleksi pihak bank sentral.
Ada dua program prioritas nasional yang menerapkan sistem non tunai yakni Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai.
Di 2017 jumlah penerima PKH sebanyak 6 juta keluarga dan akan ditambah sebanyak 4 juta KPM di tahun 2018 mendatang sehingga tahun depan PKH menjadi 10 juta.
"Untuk BNPT menyasar 1,28 juta juga bertambah menjadi 10 juta KPM. Seluruhnya disalurkan secara non tunai melalui jumlah Kartu Keluarga Sejahtera," tuturnya.
Berita Terkait
-
Mensos Gus Ipul Turun Tangan! Keluarga Affan Kurniawan Dapat Peluang Usaha Mandiri
-
Prabowo Beri Hormat kepada Guru Sekolah Rakyat, 'Saya Bangga dengan Kalian Semua!'
-
Seragam Sekolah Rakyat Terbaru Bikin Pangling: Dari Almamater Merah Marun Hingga 8 Model Lainnya
-
Proyek Laptop Kemensos: Teknologi sebagai Tameng Pemborosan Anggaran?
-
Puluhan Guru Sekolah Rakyat di Sulsel Mundur, Ini Alasannya!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO