Suara.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendesak agar dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) setelah lebih dari 200 hari kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan belum terungkap. Dahnil mengatakan ada faktor nonteknis dan kekuatan yang lengkap di balik penyerangan terhadap Novel sehingga kasus sulit diungkap.
"Untuk mengusut ini kemudian kami meminta dibentuk TGPF. Ini masalah nonteknis, ada kekuatan yang paripurna di belakang itu," kata Dahnil dalam diskusi bertajuk Kasus Novel Setelah 200 Hari di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017).
Dahnil menegaskan dibentuknya TGPF semata-mata untuk membantu mengungkap kasus penyerangan air keras yang dilakukan oleh dua orang tak dikenal itu. Jadi, pembentukan TGPF bukan untuk menyingkirkan tugas kepolisian.
"TGPF ini penting karena melalui itu bisa mengumpulkan banyak fakta dari yang lain. Ini jangan diartikan sebagai upaya mereduksi kinerja polisi, justru ini akan membantu polisi untuk menyelesaikan masalah nonteknis," katanya.
Menurut Dahnil, polisi belum bekerja maksimal. Sebab, mereka belum melihat CCTV dari Pemprov DKI yang mempunyai akses melihat siapa saja yang keluar-masuk di daerah rumah Novel Baswedan.
"Polisi belum lihat CCTV dari Pemprov DKI agar jadi tahu siapa yang keluar-masuk daerah rumah Novel. Justru ini sudah diungkap oleh salah satu televisi swasta. Sebenarnya ini tidak terlalu sulit," kata Dahnil.
Untuk pembentukan TGPF, Dahnil mengatakan sudah menghubungi pihak Istana untuk menyampaikan hal ini. Ia juga menuturkan seharusnya Presiden Joko Widodo tidak hanya mendengar perkembangan kasus Novel dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian, tapi juga dari pihak sipil lainnya.
"Jangan hanya satu saja sumber yang didengar oleh Presiden. Tapi banyak sumber dari kelompok sipil yang sesungguhnya itu bisa jadi pembanding," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang