Suara.com - Tersebarluasnya konten bernuansa pronografi di layanan pesan instan WhatsApp berupa GIF atau Graphics Interchange Format menjadi perhatian sekaligus keprihatinan Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa. Sejak dua hari terakhir, Khofifah mengaku menerima banyak aduan dan keluhan masyarakat.
Mayoritas yang menyampaikan kegelisahan dan kekhawatiran adalah para ibu. Mensos, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ini mencoba menelusuri konten di Whatsapp tersebut.
"Saya coba buka memang ada dan itu sangat mudah diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Kontennya sungguh tidak pantas untuk dilihat anak-anak. Maka tepat kiranya bila konten dalam layanan pesan instan Whatsapp itu segera diblokir atau dihapus," kata Mensos.
Ia mengatakan, upaya pemblokiran atau penghapusan konten ini sedang ditangani Kementerian Komunikasi dan Informatika dan hal ini memerlukan waktu. Saat ini, lanjutnya, yang paling bisa dilakukan adalah upaya pencegahan dari orangtua.
"Kemenkominfo sudah bergerak, dan sekarang yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan oleh orangtua. Caranya adalah membatasi penggunaan aplikasi Whatsapp," katanya.
Diakui Mensos, saat ini untuk alasan kepraktisan dan kecepatan, banyak orangtua memberikan gawai kepada anak. Secara mandiri, anak-anak mempunyai kebebasan untuk menggunakan gawai berikut beragam aplikasi yang mereka unduh.
"Bila sudah demikian, maka diperlukan kebijaksanaan dari orangtua. Misalnya, boleh pegang gawai pada jam-jam tertentu saja, seperti setelah mereka belajar atau setelah berhasil melakukan pekerjaan rumah dan tugas-tugas sekolah," katanya.
Selanjutnya, kata Mensos, adalah membatasi aplikasi yang boleh diunduh dengan memanfatkan fitur pengunci aplikasi android yang ada dalam setiap gawai. Caranya cukup beragam untuk mengunci aplikasi-aplikasi tertentu yang dirasa tidak patut untuk dilihat anak-anak. Misalnya mengunci aplikasi melalui kata sandi, PIN (personal identification number), dan pemindai sidik jari.
Berikutnya, lanjut Khofifah, mengajak anak-anak bermain atau memberi kesibukan kepada anak-anak agar mereka tidak terfokus pada bermain gawai. Misalnya bermain ke taman kota, membaca buku favorit lalu mendiskusikannya bersama, atau bisa juga dengan memberikan mainan edukatif sesuai hobi masing-masing anak.
"Intinya, banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai orangtua untuk mengalihkan perhatian anak agar tidak terpusat pada gawai," tambahnya.
Belajar dari kasus merebaknya informasi tentang konten GIF porno di Whatsapp, Mensos mengaku ada hikmah yang bisa diambil. Ia mengamati, kini publik makin cepat dan tanggap terhadap upaya perlindungan anak.
"Dan yang membuat saya sangat bersyukur, para orangtua dan masyarakat sangat peduli terhadap hal ini. Sejak pesan berantai tentang konten GIF di Whatsapp ini muncul, berikutnya diikuti pula oleh gerakan publik melaporkan konten ini ke tim pengelola Whatsapp. Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga sudah memberikan penyataannya. Artinya, gerakan perlindungan terhadap anak ini telah semakin meningkat," tutur Khofifah.
Dorongan dari publik itu juga telah menggerakan berbagai pihak untuk segera mengambil tindakan. Dalam waktu kurang dari tiga hari, pemerintah melalui Kemenkominfo telah bergerak menghubungi pihak terkait, Sementara media juga cukup masif memberitakan perkembangan terbaru mengenai upaya pemerintah dalam perlindungan terhadap anak.
"Terakhir yang ingin saya imbau kepada masyarakat adalah perkuat ketahanan keluarga. Kuatkan pendidikan agama anak-anak kita, rawat cinta dan kasih sayang dalam keluarga. Bangun kedekatan emosional yang kuat untuk membentengi anak-anak dari pengaruh pornografi, narkoba, dan juga seks bebas," ujar mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Gus Dur ini.
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi