Suara.com - Rekaman pembicaraan milik Direktur Biomorf Lone LLC Johannes Marliem mengungkapkan jatah untuk Ketua DPR Setya Novanto dalam proyek KTP-Elektornik.
"Ya hitung-hitungan Andi (Andi Narogong) dan Anang (Anang Sugiana Sudihardjono) terkait e-KTP, terkait jatah uang untuk SN (Setya Novanto)," kata mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Sugiharto dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.
Sugiharto menjadi saksi untuk terdakwa pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong yang didakwa mendapatkan keuntungan USD1,499 juta dan Rp1 miliar dalam proyek pengadaan KTP-Elektronik (KTP-E) yang seluruhnya merugikan keuangan negara senilai Rp2,3 triliun. Sedangkan Anang Sugiana Sudihardjono yang juga sudah menjadi tersangka dalam kasus yang sama adalah Direktur PT Quadra Solutions, salah satu anggota konsorsium PNRI pemenang tender KTP-E.
"Itu di ruangan saya, ini pertemuan awal. Setiap Johannes ketemu saya tanpa Anang, selalu minta saya tagihkan utang ke Anang," ungkapnya, seperti diwartakan Antara.
Menurut Sugiharto, antara Anang, Andi Narogong dan Johaness Marliem, perhitungan untuk pembiayaan KTP-E belum jelas.
"Pembicaraan ini untuk Andi, Andi itu untuk bosnya, jumlahnya belum pasti yang yang jelas kalau bisa Rp100 miliar," ungkap Sugiharto.
Namun, Sugiharto saat itu meminta agar jatah untuk bos Andi hanya Rp60 miliar.
"Saya minta dihitung dulu sama Fahmi yang tahu cost lapangan, lalu yang memodali pertama Anang dulu. Kalau minta duit ke Anang, walaupun bukan duit Anang ya lewat Anang, duitnya ada juga dari Andi karena Andi modalnya banyak juga," ungkap Sugiharto.
Sugiharto juga mengaku tidak tahu apakah jatah untuk Setnov itu benar-benar diberikan atau tidak. "Saya tidak tahu (jatah Setya Novanto) jadi atau tidak," tambah Sugiharto.
Baca Juga: Skandal E-KTP, Setya Novanto Digarap KPK Rabu Nanti
Anang yang juga dihadirkan sebagai tersangka mengatakan bahwa Johannes Marliem mengatakan ada dana tidak terduga untuk KTP-E sebesar Rp100 miliar.
"Johannes Marliem pernah bicara dia itu ada dana tidak terduga untuk e-KTP Rp100 miliar, tapi pada dasarnya saya dan Johannes Marliem ada utang piutang, tapi dia kalau ketemu saya tidak berani nagih," kata Anang.
Johannes Marliem ditemukan tewas di rumahnya di Los Angeles, 10 Agustus 2017 waktu setempat. Berdasarkan pemberitaan media di Amerika Serikat, Johannes ditulis tewas akibat bunuh diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan