Suara.com - Wacana pergantian Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali hangat diperbincangkan masyarakat. Gatot yang beberapa bulan lagi berusia 58 tahun memang segera memasuki masa pension sebagai prajurit TNI. Kandidat Panglima TNI yang baru saat ini masih dipersiapkan oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi untuk dilaporkan pada Presiden Joko Widodo yang sedang berada di luar negeri.
“Saya kira wajar saja kalau ada wacana pergantian Pak Gatot , bagian dari rotasi kepemimpinan yang normal,” ujar pengamat intelijen dan isu kawasan, Ridlwan Habib di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Menurut Ridlwan, pergantian Panglima TNI mutlak sepenuhnya hak Presiden. “Bapak Presiden bisa dan boleh mengganti Panglima kapan saja, tentu dengan mekanisme mengajukan usulan nama kepada DPR,” jelasnya.
Ridlwan menjelaskan, Indonesia perlu Panglima TNI yang fokus pada penguatan strategi pertahanan Indonesia di kawasan. “Setidaknya ada tiga dinamika isu kawasan yang harus menjadi perhatian khusus TNI,” ujar master kajian strategi intelijen Universitas Indonesia tersebut.
Persoalan pertama tentang isu Laut Cina Selatan. Posisi Indonesia yang amat strategis membutuhkan visi kepemimpinan Panglima TNI yang jelas terhadap isu ini. “Perlu penguatan pangkalan pangkalan di pulau terluar, misalnya di Ranai. Lalu juga tambahan alutsista untuk TNI AL dan TNI AU,” jelasnya.
Angkatan Laut Indonesia idealnya harus mamu beroperasi maksimal di luar Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) bahkan hingga 200 nautical mile dari lepas pantai Indonesia.
Panglima TNI idealnya juga harus memikirkan interoperability ketiga angkatan yang saling mendukung dalam mengamankan wilayah Indonesia. “Jangan hanya terjebak dalam isu dalam negeri saja,” katanya.
Masalah kedua adalah dinamika konflik Isis di Filipina Selatan. Walaupun Marawi sudah berhasil direbut oleh tentara Filipina, namun jalur laut belum sepenuhnya aman. “ Perlu penguatan operasi bersama Angkatan Laut didukung dengan kekuatan armada Udara di kawasan itu,” katanya.
Isu ini tidak boleh diremehkan dan dianggap angin lalu. “Butuh Panglima TNI yang memahami secara detail mekanisme operasi laut dan operasi udara,” tambahnya.
Baca Juga: PPP Serahkan ke Jokowi Soal Panglima TNI dari Angkatan Mana
Problem ketiga adalah isu Papua yang terus digaungkan oleh kelompok kelompok separatis di Papua. “ Seorang Panglima TNI idealnya memiliki kemampuan pengendalian operasi penggalangan agar isu Papua tidak dimanfaatkan secara negative oleh kelompok separatis bersenjata,” katanya.
Salah satunya misalnya dengan menggalang dukungan negara negara di Pasifik Selatan agar mau menerima kepemimpinan Indonesia dalam memerangi tindakan illegal pencurian ikan di laut sekitar kawasan (IUU Fishing) . Pengaruh Indonesia diharapkan mampu mencegah internasionalisasi isu Papua oleh gerakan separatis bersenjata.
“Permasalahan strategis yang global seperti ini yang idealnya menjadi prioritas fokus Panglima TNI dan bukan soal politik dalam negeri,” katanya.
Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu meyakini Presiden Joko Widodo sudah mempunyai calon pengganti yang tepat bagi Gatot yang akan pensiun. “Pak Jokowi tentu sudah punya kalkulasinya, dari sisi waktu tentu sudah wajar jika Panglima yang sekarang diganti,” katanya.
Berita Terkait
-
CFD Tetap Asyik! HUT TNI ke-80 Jamin Tak Ganggu Car Free Day Jakarta, Ini Rutenya
-
Syarat IPK untuk PAPK TNI: Ini Ketentuannya untuk Berbagai Jurusan
-
Lulus PAPK TNI Dapat Pangkat Apa? Ini Rincian Gajinya
-
Panglima TNI Tak Nyalakan 'Tot tot Wuk wuk' di Jalan, Prajurit Pakai Sirine-Strobo Bakal Ditindak!
-
PA PK TNI 2025: Jadwal, Syarat, Link Pendaftaran, Jenjang Karier dan Gaji
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target