Petugas membawa Setya Novanto untuk dipindahkan dari RS Medika Permata Hijau ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta, Jumat (17/11).
Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, mempertanyakan dasar hukum KPK menahan Novanto, Jumat (17/11/2017).
"Mereka mengatakan sudah ditahan, saya bilang alasan apa, undang-undang apa yang menyatakan bisa tahan. Orang sakit diperiksa aja nggak bisa apalagi ditahan, jangan mempermainkan hukum, gitu aja, jawaban saya begitu," katanya di RSCM Kencana, Jakarta Pusat.
Fredrich meminta KPK menjelaskan dasar hukum penahanan itu. Apalagi menurut Fredrich, Novanto baru satu kali dipanggil sebagai tersangka, itu pun Novanto tidak datang.
"Tanya sama KPK, tahan alasannya apa? Undang-undang mana yang menyatakan KPK punya wewenang menahan orang dengan orang dalam keadaan sakit dan belum pernah diperiksa. Kalau dia bilang panggilan sudah tiga kali, selama tiga kali itu bapak bisa tunjukan buktinya nggak, panggilan 113 sebagai tersangka baru, baru satu kali. Tanggal 15 menghadap, malam sudah penangkapan. Itu aja, berarti yang nggak benar siapa, kalian nilai sendiri," kata Fredrich.
Saat ini, Novanto di RSCM menjalani perawatan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada Kamis (16/11/2017), malam.
Fredrich mengatakan tadi ada sekitar 40 orang dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta Pusat, untuk memantau pemeriksaan Novanto.
"Penyidik KPK-nya itu saya beberapa kali, tadi kan dia bawa 40 orang lebih kan, seperti dia mau ngajak perang kan, gitu kan, padahal ngapain bawa orang begitu banyak," kata Fredrich.
KPK menahan Novanto selama 20 hari ke depan. KPK sudah punya bukti yang cukup untuk membuktikan Ketua DPR itu terlibat dalam perkara.
"KPK lakukan penahanan terhadap SN karena berdasarkan bukti yang cukup," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di KPK.
Penahanan terhitung hari ini hingga tanggal 6 Desember 2017. Sesuai surat penahanan yang dikeluarkan KPK, Novanto ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur Cabang KPK.
"Penahanan di Rutan Negara Kelas 1 Jakarta Timur cabang KPK," ujar Febri.
Namun karena Novanto masih dirawat di RSCM karena kecelakaan lalu lintas pada Kamis (16/11/2017), malam, KPK akhirnya melakukan pembantaran penahanan terhadap ketua umum Partai Golkar itu.
Pembantaran ialah penahanan yang dilakukan kepada tersangka yang sakit dan perlu dirawat inap di rumah sakit.
"Karena menurut hasil pemeriksaan di RSCM sampai dengan malam ini masih dibutuhkan perawatan lebih lanjut atau rawat inap untuk kebutuhan observasi lebih lanjut," tutur Febri.
Febri mengatakan selama dalam proses pembataran penahanan tersebut, maka Novanto akan berada di RSCM.
"Selama proses pembantaran penahanan di RSCM, maka tersangka SN berada di bawah penjagaan tim KPK dan dukungan pihak kepolisian," kata Febri.
"Mereka mengatakan sudah ditahan, saya bilang alasan apa, undang-undang apa yang menyatakan bisa tahan. Orang sakit diperiksa aja nggak bisa apalagi ditahan, jangan mempermainkan hukum, gitu aja, jawaban saya begitu," katanya di RSCM Kencana, Jakarta Pusat.
Fredrich meminta KPK menjelaskan dasar hukum penahanan itu. Apalagi menurut Fredrich, Novanto baru satu kali dipanggil sebagai tersangka, itu pun Novanto tidak datang.
"Tanya sama KPK, tahan alasannya apa? Undang-undang mana yang menyatakan KPK punya wewenang menahan orang dengan orang dalam keadaan sakit dan belum pernah diperiksa. Kalau dia bilang panggilan sudah tiga kali, selama tiga kali itu bapak bisa tunjukan buktinya nggak, panggilan 113 sebagai tersangka baru, baru satu kali. Tanggal 15 menghadap, malam sudah penangkapan. Itu aja, berarti yang nggak benar siapa, kalian nilai sendiri," kata Fredrich.
Saat ini, Novanto di RSCM menjalani perawatan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada Kamis (16/11/2017), malam.
Fredrich mengatakan tadi ada sekitar 40 orang dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta Pusat, untuk memantau pemeriksaan Novanto.
"Penyidik KPK-nya itu saya beberapa kali, tadi kan dia bawa 40 orang lebih kan, seperti dia mau ngajak perang kan, gitu kan, padahal ngapain bawa orang begitu banyak," kata Fredrich.
KPK menahan Novanto selama 20 hari ke depan. KPK sudah punya bukti yang cukup untuk membuktikan Ketua DPR itu terlibat dalam perkara.
"KPK lakukan penahanan terhadap SN karena berdasarkan bukti yang cukup," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di KPK.
Penahanan terhitung hari ini hingga tanggal 6 Desember 2017. Sesuai surat penahanan yang dikeluarkan KPK, Novanto ditahan di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur Cabang KPK.
"Penahanan di Rutan Negara Kelas 1 Jakarta Timur cabang KPK," ujar Febri.
Namun karena Novanto masih dirawat di RSCM karena kecelakaan lalu lintas pada Kamis (16/11/2017), malam, KPK akhirnya melakukan pembantaran penahanan terhadap ketua umum Partai Golkar itu.
Pembantaran ialah penahanan yang dilakukan kepada tersangka yang sakit dan perlu dirawat inap di rumah sakit.
"Karena menurut hasil pemeriksaan di RSCM sampai dengan malam ini masih dibutuhkan perawatan lebih lanjut atau rawat inap untuk kebutuhan observasi lebih lanjut," tutur Febri.
Febri mengatakan selama dalam proses pembataran penahanan tersebut, maka Novanto akan berada di RSCM.
"Selama proses pembantaran penahanan di RSCM, maka tersangka SN berada di bawah penjagaan tim KPK dan dukungan pihak kepolisian," kata Febri.
Komentar
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Bukan di Bawah Bahlil, Golkar Siapkan Posisi 'Dewa' untuk Setya Novanto?
-
"Enaknya Jadi Setnov": Koruptor Rp 2,3 Triliun Bebas, Keadilan Jadi Lelucon?
-
Politisi NasDem Bela Remisi Setnov? 'Fine-Fine Saja' Lalu Singgung Amnesti Hasto dan Tom Lembong
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat
-
Terungkap! Ini yang Dicecar KPK dari Khalid Basalamah dalam Skandal Korupsi Haji