Suara.com - Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dikabarkan tewas dalam pertempuran sengit di Sanaa, ibu kota negara tersebut. Media-media yang dikendalikan oleh kelompok pemberontak Houthi melaporkan bahwa kematian Saleh telah "mengakhiri krisis para pengkhianat."
Sumber-sumber dari Partai Kongres Rakyat pimpinan Saleh juga telah memastikan kepada media Arab Saudi, Al Arabiya, bahwa sang mantan presiden sudah tewas.
Foto-foto dan video-video yang beredar di internet juga menunjukkan mayat seorang lelaki yang mirip Saleh, dengan luka menganga di kepala.
Menurut BBC, hingga pekan lalu Saleh dan pendukungnya merupakan sekutu Houthi dalam perang melawan kelompok yang dipimpin oleh Abdurabbuh Mansour Hadi, presiden Yaman yang diakui mayoritas dunia.
Tetapi meningkatnya ketegangan politik dan persaingan memperebutkan sebuah masjid utama di Sanaa, kota yang kini dikuasai kelompok Houthi, memicu perpecahan dan perang di antara kelompok pemberontak. Sejak Rabu malam (29/11/2017) pekan lalu, sudah 125 orang tewas dan 238 orang terluka akibat konflik itu.
Pada Sabtu (2/12/2017), Saleh mengalihkan dukungan kepada Hadi yang didukung oleh Arab Saudi dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah. Dukungan diberikan asal Saudi berhenti melancarkan serangan udara ke Yaman dan menghentikan blokade.
Pengalihan dukungan itu diterima oleh Hadi dan Saudi. Tetapi Houthi, yang didukung Iran, menuding Saleh berkhianat dan melancarkan kudeta terhadap "aliansi yang sebelumnya dia percayai."
Pada Senin, kelompok Houthi bahkan meledakan kediaman Saleh di Sanna, meski terus diserang dari udara oleh pesawat-pesawat tempur Saudi, demikian diwartakan Reuters.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa lebih dari 8.670 jiwa melayang dan 49.960 cedera sejak koalisi militer yang dipimpin Saudi mengintervensi perang saudara di Yaman pada Maret 2015.
Konflik dan blokade yang digelar Arab Saudi dan sekutunya juga telah menyebabkan 20,7 juta orang di Yaman mengalami krisis pangan dan kesehatan. PBB menyebut perang Yaman telah menciptatakan krisis pangan terbesar di dunia saat ini dan memicu penyebaran wabah kolera yang sudah membunuh 2.211 orang sejak April kemarin.
Berita Terkait
-
Yaman Bersorak: Pendukung Houthi Rayakan Gencatan Senjata Hamas-Israel sebagai Kemenangan Palestina
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!
-
Jika Iran Diserang, Houthi Yaman Bakal Gempur Kapal AS di Laut Merah
-
Pemerintah Evakuasi 10 WNI dari Yaman Kembali ke Tanah Air
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!