Suara.com - Gubernur Jakarta Anies Baswedan menghapus sistem pelaporan untuk ketua RT dan RW di Jakarta mulai tahun depan. Hal itu dikatakan Anies saat menjawab keluhan RT dan RW di acara kunjungan kerja gubernur dan wagub dengan jajaran Kota Administrasi Jakarta Pusat.
"Cerita dana operasional harus bikin laporan ya? Mau bikin laporan terus? Nggak mau? Tadi saya sudah tanya Pak Aspem, mulai 2018 bapak ibu tidak perlu menuliskan laporan lagi," ujar Anies di Gedung Pertemuan Pertamina, Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).
Anies sempat menyinggung ketua RT dan RW yang hadir dalam pertemuan tersebut. Kata dia, banyak ketua RT dan RW tidak mau membuat Laporan Pertanggung Jawaban dana operasional, tetapi mau menerima uang operasional yang diberikan pemerintah DKI setiap bulannya.
"Uangya mau laporannya nggak. Saya ingin sampaikan kenapa bapak ibu nggak perlu menuliskan laporan. Kami mempercayakan pada bapak ibu RT RW dan LMK untuk mengelola dana operasional," kata Anies.
Meski tidak akan meminta laporan pertangung jawaban, Anies meminta ketua RT dan RW untuk menggunakan uang operasional tersebut dengan baik.
"Tapi harus dijaga sebaik mungkin. Kami ingin bapak ibu bekerja lebih baik lagi daripada kemarin. Jadi atur penggunaannya sebaik-baiknya, sehingga dana operasional betul-betul menunjang operasional," kata Anies.
Banyak RT dan RW Bohong Bikin LPJ
Ketua RW 04 Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Abdurahman Yusuf mengatakan sistem pelaporan penanggungjawaban untuk ketua RT dan RW dinilai tidak tepat.
Sebab, kewajiban yang dialkukan Pemerintah DKI itu dianggap membuat ketua RT dan RW berbohong.
Baca Juga: PDIP Kritik Tim Gemuk untuk Anies Baswedan-Sandiaga Uno
"Masalah pelaporan ini sangat tidak jelas laporan pertanggungjawaban. Cara-cara itu membuat RT RW berbohong ke pemerintah. Saya minta pak gubernur dan wali kota pelaporan RT RW harus dihapuskan seperti zaman Fauzi Bowo," kata dia.
Dana operasional untuk Ketua RT dan RW di Jakarta naik Rp500 ribu mulai tahun depan. Untuk RT menjadi Rp2 juta dan RW menjadi Rp2,5 juta setiap bulan.
Berita Terkait
-
Dua Pilihan Jalan Menuju Munaslub Golkar untuk Mengganti Setnov
-
Banyak Demonstrasi, Jakarta Gagal Raih Indeks Demokrasi 2016
-
Kejagung Sebut Kerugian Korupsi KMK Sang Hyang Seri Rp65 Miliar
-
Anies: Kami Rayakan Natal Bersama di Kawasan Monas
-
Sandiaga dan Anies Bakal Bergantian 'Ngantor' di Kepulauan Seribu
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
Tiba-tiba Disorot Media Asing: IKN Terancam Jadi 'Kota Hantu' di Tengah Anggaran Seret
-
Minta Pemerintah Bikin Badan Pendidikan Madrasah, PGMNI: Kemenag Biar Urus Agama Saja
-
Direktur Mecimapro Ditahan, Ini Kronologi Kasus Penipuan Konser TWICE Puluhan Miliar
-
Air di Jakarta Mati Sementara di 53 Kelurahan, Pramono Minta PAM Jaya Gerak Cepat: Jangan Lama-Lama!
-
Plot Twist Senayan, Alasan MKD Putuskan Keponakan Prabowo Tetap Jadi Anggota DPR
-
Pengunduran Diri Ditolak, MKD Putuskan Keponakan Prabowo Rahayu Saraswati Tetap Jadi Anggota DPR
-
Skandal Impor Pakaian Bekas Ilegal: Malaysia dan China 'Hilang' dari Catatan Pemerintah, Kok Bisa?
-
MKD Akhirnya 'Spill' Hasil Rapat Awal, Putuskan Sahroni hingga Nafa Urbach Lanjut Proses Sidang
-
Tuntut Kenaikan Upah, KSPI Ancam Gelar Mogok Nasional Libatkan 5 Juta Buruh
-
Tewas Ditembak Usai Rusak Pos Polisi, Pria di OKU Diduga Bukan ODGJ: Fakta Sebenarnya?