Suara.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Kamis (21/12/2017), mengecam Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab yang me-retweet sebuah tulisan di Twitter yang isinya menuding pasukan Turki Usmani telah menjarah kota suci Madinah pada Perang Dunia I.
Erdogan mengatakan bahwa Menlu Uni Emirat Arab, Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahayan, adalah orang yang sombong, kurang ajar, dan gila harta.
"Ada orang kurang ajar yang merendahkan dirinya sendiri dan menuding pendahulu kita sebagai perampok... Apa yang memanjakannya? Ia dimanjakan oleh minyak, oleh uang yang dimilikinya," kata Erdogan di sela-sela sebuah acara di Istana Kepresidenan Turki di Ankara.
"Ketika pendahulu saya sedang mempertahankan Madinah, Anda yang kurang ajar, di manakah pendahulu kamu berada?" imbuh dia.
Sheikh Abdullah pada Sabtu (16/12/2017) meretweet sebuah tulisan di Twitter yang isinya menuding pasukan Turki Usmani yang dipimpin Fakhreddin Pasha telah menjarah uang dan manuskrip-manuskrip bernilai sejarah tinggi dari Madinah pada 1916.
Dalam tulisan yang diretweet itu juga terdapat foto-foto bagaimana harta dan manuskrip berharga dari Madinah diangkut menggunakan kereta oleh pasukan Turki Usmani.
Tetapi menurut Erdogan, Fakhreddin Pasha masuk ke Madinah pada 1916 untuk melindungi salah satu kota suci umat Islam yang kala itu masih dibawah kekuasaan Turki Usmani.
"Percayalah, orang yang menghina kita ini, yang tak menghormati kita, ia sama sekali tak memahami apa itu relik-relik suci. Mereka adalah orang-orang yang angkuh," lanjut Erdogan.
Pertengkaran antara Erdogan dan Sheikh Abdullah ini sendiri sebenarnya hanya menegaskan ketegangan antara dua negara tersebut di Timur Tengah saat ini.
Uni Emirat Arab, sekutu dekat Amerika Serikat dan Arab Saudi, menilai Erdogan dan partainya sebagai pendukung kelompok Islamis di Timur Tengah.
Hubungan kedua negara semakin renggang setelah Ankara mendukung Qatar, negara kecil di Teluk yang pada Juni lalu diblokade oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir. (Reuters)
Berita Terkait
-
Imbang Lawan Turki Tak Masalah, Spanyol Tetap Dipastikan Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Spanyol Catat 30 Laga Beruntun Tanpa Kekalahan, Luis de la Fuente Ingatkan Pemain Tak Puas Diri
-
Skandal Judi Guncang Liga Turki: 1024 Pemain Diskors, Bintang Galatasaray dan Besiktas Terlibat
-
Anak Usaha Telkom Gandeng Uni Emirat Arab Ciptakan Konektivitas Berbasis Satelit
-
Stop Menunda! 6 Alasan Umrah di Usia Muda Lebih Menguntungkan!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak