Suara.com - Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan pihaknya akan segera mengevaluasi keberadaan Fraksi Partai Golkar di dalam Panitia Khusus Hak Angket DPR terhadap KPK.
"Nanti Insya Allah dalam rapat pleno kita akan melakukan evaluasi terhadap bejumlah hal berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara termasuk daripada langkah politik di DPR," kata Nurdin di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (22/12/2017).
Sebagai pengurus inti di DPP Golkar, Nurdin mengatakan dirinya bakal memberikan pandangan bahwa Pansus hak angket harus segera diakhiri dan segera diambil kesimpulan atas apa yang telah ditemukan oleh pansus.
"Artinya harus segera mengambil kesimpulan. Artinya tidak perlu lagi berlama-lama. Agar tak menciptakan kebingungan terhadap rakyat Indonesia," ujar Nurdin.
Apalagi, lanjut Nurdin, Ketua Umum Golkar yang baru, Airlangga Hartarto memiliki komitmen pemberantasan korupsi dan memperkuat KPK.
Sebab itu, Partai Golkar mendukung semangat KPK untuk memberantas korupsi.
"Oleh karena itu saya sebagai pengurus tentu akan mendorong supaya hak angket ini segera mengambil kesimpulan. Bukan memperlama, tapi segera mengambil keputusan sehingga ada kejelasan tentang kerja hak angket," tutur Nurdin.
Nurdin menerangkan, semangat awal dibentuknya Pansus hak angket adalah untuk memperkuat KPK. Namun, akibat politisasi terhadap kewenangan DPR, justru yang menonjol di mata publik bahwa Pansus hanya memperlemah KPK.
"Oleh karena itu Golkar tidak menginginkan hal seperti itu. Maka Insya Allah Golkar akan mendorong kepada panitia angket untuk segera mengambil kesimpulan. Nanti sesudah tahun baru (pleno) karena sekarang sudah musim liburan. Orang butuh istirahat apa lagi kita baru selesai Munaslub," kata Nurdin.
Baca Juga: Golkar Masih Buka Peluang Ridwan Kamil, Pasangannya Dedi Mulyadi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO