Suara.com - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengingatkan Komisi Pemilihan Umum agar tidak terjebak pada politik primordial selama menyeleksi jajaran KPU di provinsi dan kabupaten/kota pada awal 2018.
"Jangan sampai KPU terjebak pada politik primordial berbasis afeksi yang akhirnya membuat gagal merekrut figur terbaik," ujar Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tantangan Pemilu 2019 begitu berat sehingga penyelenggara pemilu harus kompeten dan bukan partisan.
Titi mengatakan untuk menunjukkan keseriusannya dalam menyelenggarakan pemilu yang sebaik-baiknya, KPU harus menghasilkan penyelenggara yang baik pula.
"Dan itu dimulai dari rekrutmen anggota Tim Seleksi yang diisi oleh orang yang punya visi misi terkait kelembagaan KPU yang nasional, tetap dan mandiri," ucap Titi.
Perludem mencatat sebanyak 25 KPU provinsi akan melaksanakan proses penggantian anggota KPU di 326 kabupaten/kota pada periode Mei hingga Desember 2018.
Selanjutnya Perludem meminta KPU mengambil inisiatif untuk mengonsolidasikan seluruh aktor negara yang memiliki otoritas dan sumber daya untuk bekerja sama melawan penyimpangan politik SARA, kampanye berita bohong serta fitnah dalam pilkada dan pemilu.
Pendidikan untuk masyarakat agar menjadi pengguna media sosial yang bijaksana dirasa perlu untuk menjadi agenda prioritas KPU, Bawaslu, Kemkominfo, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpora, KPPPA, Kemendagri, pemda serta masyarakat sipil.
"Salah satu obat yang mestinya menjadi penawar dalam melawan kampanye jahat dan hoaks adalah dengan menciptakan masyarakat yang melek digital," kata Titi. [Antara]
Berita Terkait
-
Komisioner KPU Kena Sanksi Jet Pribadi: DPR Turun Tangan, Ini yang akan Dilakukan!
-
DPR Hormati Sanksi DKPP untuk KPU Soal Jet Pribadi: Harus Sensitif pada Publik!
-
DPR Ultimatum Pimpinan KPU usai Kena Sanksi DKPP: Kalau Ada Pesawat Biasa Kenapa Pakai Jet Pribadi?
-
Skandal Jet Pribadi Pimpinan KPU RI, KPK: Kami Siap Pelajari Putusan DKPP
-
Berapa Gaji dan Kekayaan Ketua KPU M Afifuddin? Kena Teguran Keras Sering Pakai Private Jet
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan